Berita

Satgas Covid-19 Belum Putuskan Pembelajaran Tatap Muka di Sekolah

SINGARAJA, MATAKOMPAS.COM Kasus penyebaran Covid-19 di Buleleng masih naik turun. Tak pelak membuat Satgas Penanganan Covid-19 Buleleng hingga kini belum memutuskan apakah tahun depan sudah menerapkan pembelajaran tatap muka di sekolah atau tidak.

Ketua Satgas Penanganan Covid-19 Buleleng, Putu Agus Suradnyana mengaku cukup bingung dengan perkembangan kasus di Buleleng yang terus berubah-ubah.

Jumlah kasus terkonfirmasi baru dalam setiap harinya mengalami naik turun, bahkan sesekali nihil kasus. Begitupun dengan tingkat kesembuhan pasien positif.

“Saya masih memantau kondisi terkini. Saya jadi bingung juga naik turun terus (kasus positif, red), apalagi ada prediksi Desember adalah puncak, kemudian Januari menurun,” terangnya, Selasa (22/12) siang.

Suradnyana yang juga Bupati Buleleng mengaku, belum berani memastikan untuk memberikan izin melaksanakan belajar tatap muka pada tahun 2021 mendatang.

Ia mengaku masih akan menunggu kajian dari Satgas Penanganan COVID-19 Kabupaten Buleleng.

“Saya belum berani pastikan, kalau turun saya berani kasih izin, kalau masih tinggi saya nggak berani, masih melakukan kajian,” ujarnya.

 

Hal serupa juga diakui Sekretaris Satgas Penanganan Covid-19 Buleleng, Gede Suyasa. Pihaknya mengaku harus memastikan apakah situasi di Buleleng benar-benar aman dari Covid-19, serta risiko penularannya rendah atau tidak ada.

Jika kasus masih tinggi, Suyasa menegaskan pihaknya tidak berani mengambil kebijakan untuk melaksanakan pembelajaran tatap muka di sekolah.

Sebab, dirasa akan sangat berisiko terjadinya penularan kepada guru maupun peserta didik.

Nah, apabila kasus terkonfirmasi konsisten mengalami penurunan, pembelajaran tatap muka tentu bisa dilaksanakan.

Namun dengan sejumlah antisipasi, salah satunya melakukan swab test kepada seluruh guru yang ada di Buleleng.

“Guru dan murid bukan hanya ada di lingkungan sekolah. Mereka  juga ada dalam lingkungan keluarga dan masyarakat.

Sehingga mereka juga punya peluang tertular, tidak mesti hanya di sekolah. Kalau daerah sudah aman, tentu sesuai SKB Empat menteri diperkenankan menjalankan pembelajaran tatap muka,” ucapnya.

Disinggung terkait anggaran swab test untuk guru, Suyasa menyebut pihaknya akan minta reagen ke provinsi terlebih dahulu. Seperti diketahui reagen merupakan ekstraksi yang digunakan dalam pengecekan spesimen Reagen berisi sejumlah senyawa kimia untuk mendeteksi SARS-CoV-2.

Apabila reagen diberikan oleh pihak provinsi, maka pemeriksaan bisa dilakukan menggunakan mesin PCR yang ada di RSUD Buleleng.

“Kapasitas mesin PCR di RSUD Buleleng juga terbatas, hanya 94 spesimen yang bisa diperiksa per harinya.

Jadi memang butuh waktu, karena jumlah guru di Buleleng ditingkat SD dan SMP saja mencapai 6.000an orang. Kecuali dibantu, dibawa ke Sanglah.

Atau dialihkan ke hal lain menggunakan rapid test antigen, karena hasilnya bisa langsung dilihat. Provinsi pasti akan mengadakan rapat kordinasi untuk memperhitungkan hal ini,” ucapnya.

Disisi lain, berdasarkan data yang dirilis Satgas Penanganan COVID-19, per tanggal 22 Desember 2020 jumlah kasus terkonfirmasi positif baru berjumlah 15 orang, yakni 11 orang dari Kecamatan Buleleng, dua orang dari Kecamatan Sukasada, dan masing-masing satu orang dari Kecamatan Seririt dan Gerokgak.

Selain kasus baru, Satgas juga merilis ada 11 orang pasien yang dinyatakan sembuh. Sehingga saat ini jumlah pasien terkonfirmasi baik yang masih menjalani perawatan di Rumah Sakit dan menjalani karantina berjumlah 61 orang. (Red/Tim)

  Banner Iklan Rafting Jarrak Travel

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button