Daerah

Idris SE: Inpres 3/2019 Wujud Nyata Perhatian Pemerintah Terhadap Sepakbola

Dinamika sepak bola Indonesia mengalami pasang-surut selama masa kepemimpinan Presiden Joko Widodo Sepak bola merupakan cabang olahraga yang begitu digandrungi oleh masyarakat dunia, termasuk Indonesia.
Tak heran setiap pertandingan dihadiri ribuan penonton di tribune stadion. Sepak bola Indonesia sempat merajai daratan Asia puluhan tahun lalu.

Bahkan Indonesia menjadi negara Asia pertama yang tampil di Piala Dunia 1938 di Prancis dengan nama Hindia Belanda.

Akan tetapi prestasi Timnas Sepak Bola Indonesia semakin seret pasca meraih medali emas di SEA Games 1991 Filipina. Prestasi Indonesia di kancah sepak bola semakin menurun dari level Asia ke Asia Tenggara.

Perkembangan Indonesia seakan jalan di tempat sedangkan negara kawasan Asia Tenggara dan Asia sudah banyak berbenah hingga menghasilkan tim nasional yang kuat untuk berlaga di level internasional.

Indonesia sempat mendapatkan harapan kala bisa sampai ke partai final Piala AFF. Namun harapan tinggalan harapan lantaran lima kali (2000, 2002, 2004/2005, 2010, 2016) sampai ke babak puncak tetapi selalu kandas.

Akan tetapi prestasi tersebut masih belum memuaskan hasrat terpendam bagi masyarakat Tanah Air yang ingin Indonesia di level senior bisa juga meraih gelar juara bergengsi.

Berbagai cara mulai dilakukan seperti melakukan naturalisasi kepada pemain asing menjanjikan, memakai jasa pelatih asing, hingga kini fokus pada pembinaan usia muda agar bisa dipanen di masa depan.

 

Melihat pembenahan yang dilakukan oleh Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) dan stakeholder lainnya mendapatkan sorotan dari pemerintah pusat, tepatnya Presiden Republik Indonesia Joko Widodo (Jokowi).

Jokowi menerbitkan Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 3 tahun 2019 tentang Percepatan Pembangunan Persepak bolaan Nasional secara tiba-tiba pada pertengahan Februari 2019 lalu.

Inpres yang dikeluarkan pada 25 Januari 2019 itu dibuat dalam rangka percepatan peningkatan prestasi sepak bola nasional dan internasional dengan menunjuk 12 Kementerian, Kapolri, Gubernur, dan Bupati atau Walikota.

Pengamat Sepak Bola Idris SE menilai, Inpres 3/2019 merupakan respons Presiden Joko Widodo yang tanggap terhadap situasi yang merusak iklim sepak bola nasional karena mantan Gubernur DKI Jakarta itu benar-benar ingin memajukan prestasi sepak bola di Indonesia.

Sebab itu, Idris pun meresponsnya dan berharap Inpres 3/2019 itu di sosialisasi ke daerah-daerah nyao. “Marwah Presiden harus ditegakkan, apa pun risikonya. Dan Harus menjadi momentum untuk membangkitkan prestasi sepak bola nasional,” ucapnya

Menurut dia, sepak bola Indonesia memiliki potensi besar untuk berkembang pesat setelah Presiden Joko Widodo mengeluarkan Instruksi Presiden Nomor 3 Tahun 2019 tentang Percepatan Persepakbolaan Percepatan Pembangunan Persepakbolaan Nasional pada akhir Januari 2019. Inpres tersebut instruksi kerja sama berbagai kementerian dan lembaga untuk memajukan sepak bola Indonesia.

“Sekarang tinggal kita sebagai masyarakat sepak bola harus bisa menyikapi dan menggunakan kesempatan dengan sebaik-baiknya. Perhatian pemerintah khususnya Presiden kepada sepak bola luar biasa. Selalu semangat untuk pengurus PSSI dari tingkat pusat sampai kabupaten dan kota,” tuturnya.

Apalagi dukungan pemerintah untuk bergulirnya kembali kompetisi sepak bola nasional menjadi sinyal positif kala pandemi Covid-19. Kebijakan pemerintah di bawah kepemimpinan Presiden RI Joko Widodo iti untuk peningkatan prestasi sepak bola nasional.

“Perhatian pemerintah itu menjadi ‘cambuk’ bagi pelaku sepak bola secara keseluruhan bahwa sepak bola bisa menjadi pemicu positif di tengah pandemi yang masih terjadi,” ujar Idris SE, Senin (7/9).

Mantan manajer tim PSMS Medan itu menyebutkan, ada beberapa keputusan penting pemerintah untuk sepak bola Indonesia di antaranya mengeluarkan Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 3 Tahun 2019 tentang Percepatan Pembangunan Sepak Bola Nasional tertanggal 25 Januari 2019.

Kemudian, lanjutnya, pemerintah juga memberikan izin untuk digelarnya kompetisi Liga 1 dan 2 Indonesia musim 2020. Sejauh ini pemerintah sudah menunjukkan perhatian yang luar biasa.

“Dikeluarkannya inpres tentang sepak bola, sebelum pandemi, dan diizinkannya kompetisi bergulir dengan memerhatikan protokol kesehatan, merupakan bentuk dukungan dan perhatian tersebut.”

Meski demikian, Idris memiliki masukan untuk pemerintah pusat terkait sepak bola.

Ia berharap, pemerintah pusat meningkatkan komunikasi dengan pemerintah daerah agar satu suara ketika berbicara mengenai perkembangan sepak bola dalam negeri.

“Aspek komunikasi dengan pemerintah daerah lebih diintensifkan dan diseragamkan.

Idealnya, semua bisa satu suara, satu visi, dan satu semangat untuk perkembangan sepak bola secara keseluruhan,”yang terpenting disetiap pemerintahan kabupaten kota katanya menganggarkan Anggaran yang cukup karena membiayai sepakbola didaerah sama dengan pemerintah telah membina anak muda Indonesia menjauhi Narkoba, sehingga pada saatnya Indonesia akan melahirkan pemain sepakbola yg kuat serta generasi muda Indonesia yang sehat

(Harry s)

  Banner Iklan Rafting Jarrak Travel

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button