Daerah

Suniastha Amerta Terpilih Nahkodai Forum Sekar Bali

DENPASAR, Matakompas.com – Forum Semeton Karangasem (Sekar) Bali resmi memiliki nakhoda baru. Melalui Musyawarah Pleno (Muspleno) ke-V yang digelar di Pascasarjana Universitas Hindu Negeri (UHN) I Gusti Bagus Sugriwa Denpasar, Minggu (28/9) pagi, JM I Made Suniastha Amerta terpilih memimpin Forum Sekar periode 2025–2029. Mantan Sekjen Forum Sekar ini ditetapkan secara aklamasi setelah diusulkan oleh empat DPC, yakni Denpasar, Gianyar, Badung, dan Buleleng.

Turut hadir dalam kegiatan ini, Rektor UHN I Gusti Bagus Sugriwa Denpasar, Prof I Gusti Ngurah Sudiana, anggota DPD RI dapil Bali, Ida Bagus Rai Dharmawijaya Mantra, ketua dan pengurus DPC Forum Sekar di masing-masing daerah, kalangan akademisi, serta undangan lainnya.

Pergantian kepemimpinan ini menandai berakhirnya masa jabatan Ida Bagus Bima Putera yang telah menakhodai Forum Sekar selama dua periode (2018-2022 serta 2022-2025). Ia menegaskan forum ini lahir dari semangat pesemetonan warga Karangasem di perantauan, dengan prinsip sederhana ‘Dari Kita Untuk Kita.’ Forum ini juga dimaksudkan untuk memberikan masukan bagi pembangunan di daerah asal mereka.

Setelah menjabat kurang lebih delapan tahun, Bima Putera akhirnya resmi menyerahkan estafet kepemimpinan kepada generasi berikutnya. “Karena saya sudah dua periode menjadi ketua, saya memberikan kesempatan kepada semeton. Semeton ini adalah dari kita untuk kita prinsipnya,” ujarnya.

Forum ini menurutnya bukan hanya menjembatani aspirasi pembangunan di Karangasem, tetapi juga menjadi ruang komunikasi bagi warga Karangasem yang merantau di berbagai kota/ kabupaten khususnya di Bali. Ketika ada warga yang menghadapi persoalan, baik terkait keberuntungan, nasib, maupun musibah, Forum Sekar berusaha hadir memberikan bantuan.

Selain itu, Forum Sekar juga mendorong anggotanya berkomunikasi dengan pemerintah setempat, baik di tingkat kota/ kabupaten maupun provinsi, untuk mendukung program pembangunan di tempat tinggal mereka.

Forum ini, lanjutnya, bersifat non-profit dengan pendanaan dari anggota untuk anggota. Meski begitu, keberadaannya mendapat dukungan dari tokoh-tokoh Karangasem yang berkiprah di pemerintahan maupun dunia usaha. Forum ini juga telah terdaftar resmi di Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) Bali. Karena itu, ia berharap pemerintah dapat terus memberikan pembinaan agar persemetoan ini tetap berjalan dan berkontribusi.

 

Ketua terpilih, JM I Made Suniastha Amerta mengucapkan terimakasih atas kepercayaan yang diberikannya ini untuk memimpin forum ini empat tahun kedepan.

“Terima kasih yang tulus saya sampaikan atas kepercayaan yang diberikan kepada saya untuk memimpin Perkumpulan Semeton Karangasem (Forum Sekar) Bali periode 2025–2029. Dukungan aklamasi dari DPC Denpasar, Gianyar, Badung, dan Buleleng menjadi semangat baru bagi saya untuk terus berjuang bersama. Mari kita bergandengan tangan, memperkuat solidaritas, dan menjadikan Forum Sekar Bali semakin maju, bermanfaat, dan bermakna bagi Bali tercinta dan warga Kabupaten Karangasem khususnya,” ucapnya.

Sementara itu, anggota DPD RI, Rai Mantra mengapresiasi keberadaan Forum Sekar dan mendorong organisasi ini menjadi mitra khususnya dalam pengembangan pendidikan. Ia menyinggung ‘program Widyalaya’ yang merupakan program inisiatif Kementerian Agama RI melalui Ditjen Bimas Hindu, yang menghadirkan pendidikan formal berciri khas Hindu setara madrasah.

“Jadi ya kita menawarkan, kebetulan kita ada di program Widyalaya, ya kita harus tawarkan hal seperti itu juga ya. Artinya kan yang paling penting sebenarnya sekarang sumber daya manusia, modal manusianya harus terbentuk dan juga masalah pendidikan ini,” ujar Rai Mantra.

Menurut Rai Mantra, Widyalaya sudah berjalan di beberapa daerah termasuk Denpasar dan Karangasem, meski belum masif. Karena itu, keberadaan Forum Sekar diharapkan bisa mengadvokasi masyarakat agar lebih memahami dan ikut serta dalam program tersebut, baik melalui desa adat maupun pemerintah daerah.

Mantan Walikota Denpasar ini menekankan Forum Sekar dapat berperan sebagai jembatan informasi sehingga sinergi program antara pusat dan daerah dapat berjalan lebih baik. Ia mencontohkan kondisi sekolah negeri yang jumlahnya banyak, namun perawatannya kerap sulit, terutama di daerah seperti Singaraja.

“Widyalaya ini diarahkan kepada Kementerian Agama, itu sama juga dari APBN semuanya. Sehingga ini akan lebih meringankan pemerintah daerah, dan pemerintah daerah bisa lebih fokus terhadap kebutuhan pendidikan yang lainnya,” jelasnya.

Lebih jauh, ia menyebut Forum Sekar mampu menjadi trigger bagi percepatan program Widyalaya sekaligus membantu proses pengawasan dan pengembangan. Dengan jaringan pesemetonan Karangasem yang tersebar di berbagai wilayah, sinergi ini diharapkan mampu mempercepat pemerataan akses pendidikan formal Hindu di seluruh Bali, termasuk daerah pelosok yang masih memiliki keterbatasan.

“Sekarang mumpung ada organisasi seperti ini kan, gak ada salahnya kita bisa bekerja sama untuk mempercepat proses Widyalaya. Artinya forum ini bisa menjadi trigger bagi program seperti ini dan trigger bagi kami juga membantu kami dalam faktor pengawasan, dalam pengembangan, rencana-rencana seperti itu,” tandasnya. (Red)

  Banner Iklan Rafting Jarrak Travel

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button