Sanggau-MataKompas.com-Selama 1 bulan penuh (tanggal 15 November 2021 hingga 15 Desember 2021), Team Based Project bertemakan Dapur Sehat Dan PMT Untuk Penanganan Stunting dilakukan oleh para Pejuang Muda Kementrian Sosial RI yang bertugas di Kabupaten Sanggau, Provinsi Kalimantan Barat. (Senin, 13/12/2021)
Pejuang Muda Kabupaten Sanggau terdiri dari 9 orang mahasiswa lintas perguruan tinggi se Indonesia yaitu Ananda Adam Naufal Yahya dari Universitas Hasyim Asy’ari, Bagas Septa Triananda dari Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, Era Wahyuni dari Universitas Udayana dan Fahtia Nur Hanifah dari Universitas Muhammadiyah Surakarta. Selain itu ada juga Grevita Windyana dari Universitas Kristen Satya Wacana, Kholid Rifai dari Universitas Sebelas Maret Surakarta, Muhammad Hafiz Zulkhalid dari Universitas Tanjungpura, Nuria Dwi Anggarwati dari Universitas Sebelas Maret Surakarta serta Muhammad Kenny Aqmal Rambe dari Universitas Tanjungpura
PIC Proyek Sosial Pejuang Muda Kabupaten Sanggau, Bagas Septa Triananda, mahasiswa dari Universitas Muhammadiyah Yogyakarta mengatakan dalam laporannya, tujuan khusus dari program ini ada 4 hal antara lain, Pertama, untuk meningkatkan pengetahuan bagi orangtua mengenai dampak dan cara pencegahan stunting. Kedua, merubah pola hidup menjadi lebih sehat dengan pemilihan makanan yang bergizi seimbang. Ketiga, menciptakan inovasi pangan melalui pangan lokal untuk mencegah stunting. Dan terakhir untuk menciptakan peluang lapangan usaha dalam memanfaatkan pangan lokal serta sebagai upaya pencegahan stunting.
“ Pelaksana Kegiatan Project ini melalui Pemberian Makanan Tambahan(PMT) Cookies Kacang Merah, memberikan pelatihan dan membuat Dapur sehat. Semua pelaksanaan kegiatan bekolaborasi dengan TP. PKK Kabupaten Sanggau agar nantinya keberlangsungan program ini tetap berjalan meski kami sudah meninggalkan lokasi” Ujar Bagas, PIC Proyek Sosial Pejuang Muda Kabupaten Sanggau.
Koordinator Pejuang Muda Kabupaten Sanggau, Ananda Adam Naufal Yahya mengucapkan terima kasih atas dukungan dan support dari Bupati, TP PKK, Dinas Sosial, Dinas Kesehatan dan Bank Kalbar, para pejuang muda sudah dipercaya untuk menjalankan amanah ini, khususnya mendapatkan anggaran sebesar 10 juta dari Bank Kalbar untuk merealisasikan program ini.
Ananda Adam Naufal Yahya menjelaskan bahwa indikator keberhasilan Team-Based Project bisa dilihat dari bebera[a faktor seperti bagaimana kepedulian masyarakat terkait bahaya dari anak stunting, Angka penurunan stunting di Kabupaten Sanggau, bagaimana antusias orangtua dalam mengikuti program penanggulangan stunting, dan keterlibatan mahasiswa dan stakeholder dalam melakukan pencegahan stuntingdengan melakukan pelatihan dan pengarahan, serta adanya tambahan pengetahuan terkait Stunting
“ Atas Dukungan Bapak Bupati dan arahan Ketua TP PKK, project sosial ini dapat terlaksanan. Target untuk penerima manfaat adalah adanya perubahan berat dan tinggi badan pada anak stunting, dan masyarakat dapat memanfaatkan pangan lokal untuk pembuatan menu dalam menanggulangi stunting” Ucap pria akrab disebut Adam, mahasiswa Universitas Hasyim Asyari Tebuireng Jombang.
Dihubungi terpisah oleh awak media ini, Mentor atau Pembina Pejuang Muda Kabupaten Sanggau, Aep Saefullah, S.HI., MM., CPHCM menjelaskan bahwa para Pejuang Muda merupakan mahasiswa pilihan dari Kementrian Sosial RI yang berkolaborasi dengan 2 institusi lain yakni Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan RI dan Kementrian Agama RI. Aep Saefullah mengakui proses seleksi pejuang muda sangat ketat, sehingga saat turun ke lapangan dengan membawa label Pejuang Muda sejatinya membawa tugas negara.
Aep menambahkan, saat dilapangan, para Pejuang Muda harus mengatur strategi manajemen waktu agar semua tugas yang diberikan dapat dilaksanakan dengan baik antara lain tugas akademik baik individu maupun kelompok dan tugas verval DKTS
“ Saya mengapresiasi penuh progam yang dijalankan PM Kabupaten Sanggau berupa Dapur Sehat dan PMT untuk penanganan Stunting yang berkolaborasi dengan stakeholder setempat. Dan tak lupa saya ucapkan terimakasih untuk semua pihak terkait yang telah membantu adik-adik kita menjalankan tugasnya di lapangan. Selama 2 bulan penuh, Pejuang Muda mengerjakan tugas Verval DTKS dan proyek sosial untuk perubahan di masyarakat. 2 kegiatan ini yang akan dikonversi dengan nilai setara 20 sks.” Jelas Aep Saefullah yang juga Dosen Tetap STIE Ganesha Jakarta.(*/dd)