Daerah

Dinilai Tak Maksimal, Uang Muka PEN Di Ponorogo Dipertanyakan..???

Ponorogo, MATAKOMPAS.com-, Meski Pembangunan peningkatan infrastruktur jalan dari pinjaman PEN melalui PT. SMI tengah berjalan 6 pekan.Namun muncul problematika terkait uang muka yang belum maksimal tersalurkan ke rekanan.

Mendapati adanya informasi yang diterima soal uang muka 25 persen tidak tersalurkan atau tidak maksimal, membuat berang aktifis 45 Muh Yhanie.

Saat dikonfirmasi, pada Kamis (13/10/2022) Muh.Yhanie menjelaskan bahwa terkait informasi hal tersebut dalam pelaksanaan PEN, seharusnya ada uang muka sebesar 25 persen kepada rekanan pemenang tender.

“Informasi, uang muka itu belum tersalurkan ke semua rekanan,”terangnya.

Yhanie juga menyebutkan bahwa informasi yang didapat jika dana PEN telah masuk ke rekening Kas Daerah sebesar 38,75 miliar.

Lebih lanjut, dari hasil investigasi saya, sudah di cairkan sekitar 16 miliar, berarti ada 40 persen. Padahal setelah dana itu dicairkan, untuk segera terserap, sehingga PT SMI bisa mencairkan kembali sisanya.

“Dana itu kan bisa untuk bayar uang muka pada rekanan.Yang saya khawatirkan, jika tidak segera dikerjakan, maka durasi waktu yang mepet, berpotensi keterlambatan,” ujarnya.

 

Kemudian, cuaca yang sudah memasuki musim penghuni, juga dapat menghambat pekerjaan, selain itu
ada juga temuan disejumlah titik yang bahkan baru dimulai pekerjaan.

Yhanie berharap, agar pembangunan peningkatan jalan di Ponorogo melalui PEN ini berjalan dengan baik.

Sementara Jamus Kunto, Kepala DPUPKP, saat dikonfirmasi mengatakan, dari nilai 156 miliar sesuai MoU dengan pemerintah daerah, dicairkan dalam 3 termin. Yang pertama sudah masuk ke rekening Kas Daerah, sebesar 38,75 miliar. “Dana itu sudah terserap sekitar 40 titik atau lokasi. Tadi pagi juga telah saya tandatangani 6 lokasi.

Jamus juga mengatakan, dalam pencairan DP atau uang muka pada rekanan ada sejumlah persyaratan, diantaranya jaminan bank. “Ini terus bergerak, agar terserap sesuai mekanismenya,” jelasnya.

Soal sejumlah titik yang baru mulai pekerjaan, Jamus kembali mengatakan hal itu kemungkinan disebabkan atrian AMP dan lama hasil lab. “Di Ponorogo ini hanya ada 15 AMP, sementara labnya dari Surabaya yang juga butuh waktu,”tukasnya.(nov)

  Banner Iklan Rafting Jarrak Travel

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button