WWW.MATAKOMPAS.COM,
Presiden Soekarno dalam perjuangan menuju kemerdekaan tak lepas dengan kereta api, dimana pada waktu itu kereta api menjadi alat angkut utama sang proklamator.
Saat situasi Jakarta semakin tidak aman karena Belanda yang datang kembali dengan membonceng tentara sekutu berupaya menangkap Soekarno-Hatta. Kereta api menjadi pilihan terbaik untuk membawa rombongan pemimpin Indonesia dari Jakarta ke Yogyakarta.
Soekarno, Hatta, dan beserta menteri kabinet berangkat mengunakan kereta api dengan jadwal khusus yang dirahasiakan, pada 3 Januari 1946.
“Perjalanan hijrah itu dilakukan dengan kereta api luar biasa (KLB). Tetapi karena gawatnya situasi, kepergian rombongan harus dilakukan secara diam-diam.
Sejak sore tampak ada rangkaian kereta api bergerak maju-mundur di lintasan rel yang terletak di belakang rumah kediaman Bung Karno, jalan Pengangsaan Timur 56.
Mereka harus lalui pagar kawat berduri untuk sampai pada kereta api yang sudah tersedia,” kenang Fatmawati Soekarno dalam buku Fatmawati Soekarno, Ibu Negara (2008).
Bung Karno disambut rakyat Blitar, Jawa Timur, saat tiba di stasiun dengan kereta api luar biasa (KLB), April 1947.
(Red/AJ)
Penulis : Boy A
