KUPANG–JARRAKPOSKUPANG.COM
Alat musik tradisional tatong adalah bunyi yang dihasilkan oleh alat musik yang terbuat dari bambu petung yang memiliki penampang cukup besar dan tebal.Alat Musik Ini berasal dari Kabupaten Lembata,Provinsi NTT yang kembali dilestarikan komunitas adat Uyelewun yang bertempat di Kecamatan Omesuri dan Kecamatan Buyasuri Kabupaten Lembata.
Ketua Umum Himpunan mahasiswa Leuwayan (UPAL-Kupang),Sancha Amuntoda,dalam kesempatannya menyampaikan bahwa,” alat musik tatong ini harus kembali kita perkenalkan di tingkat Provinsi alat musik,supaya nantinya bisa di kenal pada tingkat Nasional,bahkan Dunia,dan dalam waktu dekat dalam tahun 2020 ini akan ada festival dengan salah satu tujuannya yaitu promosikan alat musik tatong ini pada tingkat Provinsi sehingga melalui festival ini seniman akan dilibatkan untuk tetap menjaga keasliannya.Oleh karena itu kita saya berharap kita semua terlibat dalam menyukseskan festival dengan bertujuan mempromosikan alat musik tatong,”,tutupnya.
Suara musik tatong dihasilkan dengan cara dipukul dengan stik kecil yang terbuat dari bambu.Alat musik tatong diperkirakan lebih tua dari alat musik sasando. Musik tatong dimainkan oleh satu orang tetapi menghasilkan 3 jenis bunyi yang berbeda dipetik bisa dipetik bisa dipukul dengan menggunakan tangan ataupun kayu.
Pada zaman dulu,alat ini digunakan untuk acara menyembah dewa dan dipakai juga dalam acara penguburan jenazah,acara adat,dan acara lainnya.
Berkat kesungguhan niat untuk melestarikan alat musik lokal tatong ini, Frans Paya pada 17 Oktober 2017 lalu mendapat piagam penghargaan dari anugerah pustaka nusantara,sebuah penghargaan yang tidak pernah dibayangkan sebelumnya.Selain pernah mendapat penghargaan,alat musik ini juga pernah dibawakan pada acara di Bali 2016 lalu dan juga pada Gedung Sapta Pesona Jakarta kementerian pariwisata pada 2018 lalu.
Jarrakposkupang.com/Mario Langun
Editor: Uta