Daerah

Pemkot Manado Ingin Belajar Hidup Toleransi di Kota Denpasar

DENPASAR, MataKompas.com | Masyarakat Kota Denpasar khususnya dan Bali pada Umumnya terkenal akan hidup yang toleransi. Untuk itu Pemerintah Kota Manado dan FKUB Kota Manado ingin mengetahui bagaimana kehidupan toleransi ke Pemerintah Kota Denpasar.

Kunjungan yang dipimpin Sekretaris Daerah Kota Manado Dr Micler C. S. Lakat, S.H., M.H., di terima oleh Sekda Kota Denpasar IB Alit Wiradana di Ruang Praja Utama Kantor Walikota Denpasar Jumat (5/8)

Dalam kesempatan itu Sekretaris Daerah Kota Manado Dr Micler C. S. Lakat, S.H., M.H., juga ingin mengetahui peran FKUB di Kota Denpasar dan bagaimana cara mensinergikan antara kemajuan teknologi, mengingat banyak orang asing namun budaya tetap menonjol. Bahkan ingin mengetahui sistem adat dan agama yang terkenal tersebut. “Kami ingin mengetahui banyak terkait kehidupan toleransi di Kota Denpasar,” ungkapnya.

Sekda Kota Denpasar IB Alit Wiradana mengucapkan terima kasih kepada Pemerintah Kota Manado dan FKUB Kota Manado karena telah berkunjung ke Kota Denpasar. Menurutnya Keragaman umat beragama di Indonesia khususnya di Kota Denpasar merupakan suatu keniscayaan yang harus disyukuri dan dijaga.

Keberagaman ini, apabila dirawat dengan pengetahuan dan toleransi, maka akan menjadi kekayaan yang luar biasa terlebih lagi Kota Denpasar menjadi salah satu destinasi wisata.

Lebih lanjut ia mengatakan, sinergi budaya asing dengan budaya lokal di era globalisasi akan memberikan kekayaan dan keragaman dalam budaya.

 

Sedangkan keberadaan FKUB di Kota Denpasar dibantu oleh Majelis Agama yang ada di Kota Denpasar yang semua kembalikepada visi Kota Denpasar sebagai Kota Kreatif berbasis Budaya Menuju Denpasar Maju. “Dengan visi seperti itu kekuatan toleransi agama yang berbasis adat budaya agama menjadikan FKUB tidak lepas dari tatanan agama,” ungkap Alit Wiradana

Ketua FKUB Kota Denpasar Prof Dr. I Nyoman Budiana menambahkan, adat dan budaya tidak bisa dipisahkan di Bali. Di Bali ada 1.493 desa adat. Desa adat di Bali dengan adat dan budaya menjadikan kehidupan toleransi begitu tinggi dan memberikan satu nilai kehidupan dan tatanan adat budaya sehingga agama dan adat berjalan beriringan. (Agus).

  Banner Iklan Rafting Jarrak Travel

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button