Banda Aceh – Pemerintah Aceh melalui Badan Reintegrasi Aceh (BRA) melakukan touring motor gede (Moge) untuk menyambut Hari Damai Aceh yang diperingati setiap 15 Agustus. Kegiatan itu langsung menuai kritik dari berbagai lembaga swadaya masyarakat (LSM) hingga DPR Aceh.
Kegiatan yang berakhir pada 14 Agustus mendatang menghabiskan dana sebesar Rp305 juta. Anggaran itu untuk membiayai mulai dari bahan bakar peserta tur hingga uang makan selama perjalanan.
Anggota DPR Aceh dari Fraksi Partai Aceh, Iskandar Usman Alfarlaky menilai tur moge yang dilaksanakan oleh Pemerintah Aceh melukai nilai-nilai perdamaian Aceh.
“Ini sangat menyayat hati para mantan kombatan. Kegiatan ini juga melukai hati masyarakat Aceh yang menjadi korban konflik serta belum memperoleh keadilan hingga sekarang,” ujar Iskandar Usman Alfarlaky, Rabu (12/08).
Menurutnya hari damai Aceh harusnya diperingati dengan lebih arif dan bijaksana. Salah satunya seperti evaluasi kinerja BRA dan Pemerintah Aceh selama damai berlangsung.
“Evaluasi segala persoalan yang muncul pasca damai. Tuntutan dan kewenangan Aceh yang belum dipenuhi. Tur moge ini tentu melukai hati korban konflik Aceh,” ujar Alfarlaky.
Iskandar bilang saat ini banyak korban konflik yang belum dipenuhi haknya. Kemudian banyak mantan kombatan yang masih hidup di bawah garis kemiskinan.
“BRA itu terbentuk berdasarkan history yang berbeda dengan lembaga lainnya. Atas dasar itu, program pun harusnya mencerminkan nilai-nilai tadi. Kita berharap tur moge dibatalkan,” kata Iskandar.
Divisi Advokasi dan Kampanye KontraS Aceh, Azharul Husna menyayangkan kegiatan touring yang dibiayai dengan anggaran dari dana refocusing Anggaran Pendapatan dan Belanja Aceh (APBA) itu.
Anggaran refocusing, kata dia seharusnya digunakan untuk menangani pandemi Covid-19 di Aceh, bukan malah dihambur-hamburkan. Apalagi kasus Covid-19 di Aceh terus meningkat.
“Angka pandemi di Aceh kian meningkat, di tengah kondisi fasilitas kesehatan yang semakin buruk karena pandemi, bisa dibayangkan anggarannya itu malah digunakan untuk pergi turing,” katanya.
Sementara itu Ketua BRA Fakrurrazi Yusuf mengatakan, touring moge ke sejumlah daerah di Aceh tersebut sebagai langkah mengkampanyekan kepada dunia kalau Aceh sudah damai pasca konflik masa lalu.
“Tentu perlu roadshow dari Aceh Tamiang sampai Banda Aceh. Kenapa, supaya damai Aceh bisa mereka sampaikan ke seluruh Indonesia atau bila perlu ke dunia bahwa Aceh sudah damai,” kata Fakrurrazi Yusuf dalam diskusi virtual yang digelar KontraS Aceh, Rabu (12/08).
Hari damai Aceh diperingati setiap tanggal 15 Agustus, merujuk pada kesepakatan damai antara Pemerintah Indonesia dengan Gerakan Aceh Merdeka (GAM) dalam Memorandum of Understanding (MoU) 15 Agustus 2005 di Helsinki, Finlandia.