Berita

Tokoh Masyarakat Mepago Menyesalkan 23 Orang Pengungsi Meninggal Dunia

PAPUA, WWW.MATAKOMPAS.COM- Tokoh Masyarakat mepago menyesalkan 23 orang pengungsi dari kampung Banti satu, Banti dua dan Opitawak meninggal begitu saja karena ada pembiaran dan sengaja dilalaikan.

Semenjak Bulan Maret 2020 sampai saat ini 9 bulan masyarakat 1800 KK dan jumlah seluruhnya kurang lebih 4.000 orang sedang terlantar dan pembiaran yang dilakukan Pemda, dan mereka tersebar di keluarga-keluarga dan juga ambil rumah kontrakan.

Awalnya mereka mampu bayar, karena ada uang, namun sudah 3 bulan berjalan, kebutuhan bertambah dan perhatian pemerintah juga tidak ada, maka daya beli dan kemampuan untuk bayar kontrak pun mereka sulit.

Hal ini mereka inginkan untuk kembali ke kampung halamannya, karena sudah diusir oleh pemilik kos, dan kontrakan, karena sudah tidak mampu bayar, listrik limitnya dicabut dari PLN karena tidak pernah dibayar, dan banyak hal yg saat ini mereka dalam tekan yg cukup, karena mereka tidak ada perhatian secara khusus dari dinas dinas di pemerintah setempat.

Saat ini mereka hanya ingin untuk pulang ke kampung halamannya, karena tidak mau membebani siapapun dan saat ini mereka inginkan tetap balik ke kampung halaman.

Kami dari Forum Pemilik Hak Sulung Areal tersebut menyampaikan keluhan dan persoalan ini ke Komnas Ham beberapa hari Lalu dengan Harapan Komnas Ham Dapat melakukan Mediasi langsung dengan Berbagai Pihak, namun sampai sekarang Komnas HAM baik Jakarta maupun Jayapura belum melakukan langkah kongkrit, kami merasa bahwa Komnas ham saat ini sangat lamban untuk merespon persoalan ini, sebenarnya kesulitan yg dialami saat ini dengan meninggalnya 23 orang ini bukan sedikit yang meninggal pak, Kehadiran Komnas HAM itu di mana, manusia begitu saja meninggal karena ada pembiaran dalam suatu bencana di Distrik Tembagapura Timika Papua, harusnya dengan laporan yang sudah kami Masukkan ke Komnas Ham dan Komnas ham harusnya turunkan Tim, bukaan kontak Bupati dan Kapolres.

 

Harus ada mediasi langsung dari Komnas HAM agar melihat kenapa 23 orang meninggal dan juga banyak orang yang sakit sakitan, serta mengapa di daerah yg di bilang masih rawan di Banti ada 180 orang luar yang masuk di lokasi di sana untuk mendulang, Hal ini juga perlu di investigasi oleh pihak Komnas HAM sehingga terbuka jelas siapa yang bermain di atas penderitaan masyarakat 4000 orang lebih yang terlantar di Timika. (Red/Aj)

  Banner Iklan Rafting Jarrak Travel

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button