
NTT, Matakompas.com- Pemerintah Kabupaten Malaka di bawah kepemimpinan Bupati dr. Stefanus Bria Seran (SBS) dan Wakil Bupati Hendri Melki Simu (HMS) resmi meluncurkan program pacul tanah gratis bagi masyarakat Malaka.
Sebanyak 35 unit traktor dilepas dan kini mulai beroperasi di 127 desa di seluruh wilayah kabupaten tersebut.
Dalam keterangannya kepada Media Mata Kompas, Bupati SBS menegaskan bahwa seluruh pembiayaan program ini sepenuhnya ditanggung oleh pemerintah daerah.
“Semua biaya, mulai dari operator hingga BBM, ditanggung pemerintah daerah. Masyarakat tidak perlu mengeluarkan biaya sepeser pun,” ujar SBS, Selasa (14/10/2025).
Menurutnya, keberhasilan program pacul tanah gratis hanya dapat dicapai melalui pengawalan dan kerja bersama.
Ia mengajak para camat, kepala desa, aparat desa, BPD, tokoh masyarakat, pemuda, dan perempuan untuk ikut memastikan program ini berjalan sesuai rencana dan benar-benar menyentuh kebutuhan rakyat.
“Kita harus memastikan program ini benar-benar sesuai dengan rencana dan kebutuhan rakyat,” tegas Bupati SBS.
Sementara itu, Plt. Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Malaka, Lorens Bere, memastikan bahwa seluruh traktor yang diluncurkan telah disebar ke desa-desa dan mulai beroperasi.
“Kemarin sudah disalurkan, dan hari ini semua traktor bekerja di lahan masyarakat. Semua biaya sudah ditanggung pemerintah. Kami hanya minta agar pemilik lahan hadir saat pengolahan, supaya memudahkan operator menentukan batas-batas tanah,” jelasnya.
Program pacul tanah gratis ini dijalankan dengan skema Calon Petani Calon Lahan (CPCL) yang telah ditetapkan melalui proses perencanaan matang.
Dengan sistem ini, pengolahan lahan dilakukan secara terarah, tepat sasaran, dan sesuai kebutuhan masyarakat desa.
Di bawah kepemimpinan SBS–HMS, Revolusi Pertanian Malaka (RPM) menjadi bukti nyata komitmen pemerintah daerah dalam menyejahterakan petani.
Melalui program ini, rakyat tidak hanya menikmati layanan pacul tanah gratis, tetapi juga memperoleh bibit unggul, pupuk, dan obat-obatan pertanian secara cuma-cuma.
Revolusi pertanian ini menjadi tonggak perubahan besar bagi Malaka, daerah yang sebagian besar penduduknya menggantungkan hidup dari sektor pertanian.
Dengan RPM, SBS-HMS meneguhkan langkah untuk memacu produktivitas petani dan menanam harapan baru di tanah Malaka.*** Eky Luan