SINGARAJA, WWW.MATAKOMPAS.COM- Sebanyak 50 diver (penyelam) berpengalaman diterjunkan melakukan penataan ratusan struktur terumbu karang di perairan Desa Bondalem, Kecamatan Tejakula, Kabupaten Buleleng.
Tak hanya penyelam lokal, restorasi terumbu karang ditarget tuntas pada 28 Desember 2020 mendatang itu, juga melibatkan sekitar 35 penyelam asal Tulamben, Kabupaten Karangasem.
Nyoman Sugiarta selaku kordinator penyelam mengungkapkan, 50 penyelam berpengalaman yang ikut berpartisipasi melakukan penataan terumbu karang di pesisir pantai Desa Bondalem secara keseluruhan telah mengantongi sertifikat.
“Penyelam itu, kami bagi menjadi dua (2) grup, di tiga titik penurunan struktur terumbu karang. Ada 15 penyelam lokal dari Desa Bondalem, dibantu 35 penyelam dari Tulamben.
Jika cuaca bersahabat, sejatinya hanya butuh waktu 15 hari mulai penurunan struktur hingga penataan di bawah laut,” terangnya.
Imbuh Sugiarta, lantaran terkendala cuaca penurunan struktur sempat terhenti selama empat (4) hari lamanya. Pun, kegiatan sempat terhambat keterbatasan alat penyelaman.
“Hujan mengakibatkan gelombang besar, aktifitas penurunan terpaksa dihentikan selama 4 hari. Meski begitu, kami berusaha untuk tetap stanby di pantai sambil memantau cuaca. Kalau pagi tidak bisa, kami kerjakan penurunan struktur pada sore hari,” jelasnya.
Ketut Dody Tisna Adi merupakan Anggota DPRD Buleleng nampak hadir di sela-sela persiapan penurunan struktur terumbu karang. Belakangan diketahui politikus muda Golkar asal Desa Bondalem itu, turut melakukan penyelaman menata struktur terumbu karang di dasar laut Bondalem.
Pria akrab disapa Dody itu menuturkan, penyelaman dilakukan di tiga titik, yakni Pura Alit, Sasahan dan Pura Bingin.
Masih kata dia, struktur terumbu karang yang diturunkan diantaranya, roti buaya, hexadome, pasak bumi dan sejumlah patung. Nah, paling menarik struktur itu adalah ranjau laut sebagai histori (sejarah) Desa Bondalem.
“Dulu, saat masa penjajahan, ada sebuah ranjau laut yang memiliki bentuk menarik. Karena awam, benda (ranjau laut) itu ditarik oleh sejumlah warga dan nelayan Bondalem. Alhasil, ranjau itupun meledak. Nah, itu sebagai dasar kami membuat struktur terumbu karang ranjau laut,” ujar Dody.
Dody mengapresiasi program Indonesia Coral Reef Garden (ICRG) atau restorasi terumbu karang di Bali dari Kementerian Kelautan dan Perikanan. Program padat karya ini mampu memberdayakan masyarakat pesisir yang terdampak pandemi Covid-19.
“Sejak awal pembuatan ragam struktur ini, melibatkan kurang lebih 400 warga Bondalem. Mereka dari berbagai kalangan, dari nelayan, buruh, karyawan hotel bahkan ada pekerja kapal pesiar. Mereka terpaksa nganggur imbas pandemi Covid-19.
Paling tidak, saat ini mereka bisa bekerja sambil ngayah sebagai bentuk kepedulian ikut melestarikan laut,” ungkapnya.
Dody berharap, restorasi ini mampu mempercepat tumbuhnya terumbu karang yang nantinya bisa dijadikan destinasi bahari di Kabupaten Buleleng. Dimana nantinya, ada atraksi wisata bawah laut, sekaligus sebagai sarana edukasi, penelitian ataupun kegiatan riset. (Red/Tim)