
GIANYAR, Matakompas.com | SEE Learning merupakan Pembelajaran Sosial, Emosional dan Etika yang merupakan program pendidikan global yang dikembangkan oleh Universitas Emory untuk membawa kasih sayang, ketahanan dan kesejahteraan emosional ke sekolah, keluarga maupun komunitas.
Sekarang, pelatihan yang diakui secara global ini ditawarkan kepada masyarakat lokal Indonesia secara gratis, untuk membantu mereka membawa semangat kebaikan Bali ke dalam dunia modern.
Dalam hal ini, SEE Learning membagikan keindahan dan kasih sayang dari Bali untuk dunia, karena diajarkan literasi emosi dan seni mengntrol diri, agar tercerahkan berkonsep tiga dimensi, yaitu Kesadaran, Welas Asih dan Keterlibatan.
Terlebih lagi, pendekatan berbasis kasih sayang, kesadaran diri dan etika ini sejalan dengan nilai-nilai lokal, seperti Tri Hita Karana yang menekankan harmoni dengan diri sendiri, sesama dan alam.
Demikian disampaikan Putu Ayu Nova Andina Pendit selaku Fasilitator SEE Learning, saat diwawancarai awak media disela-sela acara Bali Spirit Festival ke-16 Hari Ketiga di The Yoga Barn Ubud, Kabupaten Gianyar, Sabtu, 8 Mei 2025.
Dengan menjadi fasilitator SEE Learning, pihaknya akan membantu generasi berikutnya tumbuh menjadi pemimpin yang penuh perhatian, kuat dan penuh kasih untuk masa depan.
“Berakar pada kemajuan terbaru dalam ilmu kasih sayang, praktik berbasis trauma dan perkembangan emosional, SEE Learning memberikan Anda alat yang kuat untuk mengajarkan generasi mendatang bagaimana merawat diri mereka sendiri dan orang lain,” kata Andina Pendit.
Disebutkan, Fasilitator adalah orang-orang yang berhak memberikan Workshop kepada orang dewasa, yang saat ini diakui hanya dirinya yang berasal dari Indonesia untuk menjadi Fasilitator.
“Disini yang jadi Fasilitator adalah Chelsea dan saya sendiri dari Indonesia. Jadi, tidak menutup kemungkinan masyarakat bisa menjadi Fasilitator. Kebetulan inilah yang ingin kami kembangkan di Bali, guru-guru dan orangtua bisa belajar ini,” urainya.
Tak hanya anak-anak, program pembelajaran ini juga bermanfaat bagi guru maupun orangtua. Hal tersebut dikarenakan SEE Learning mempelajari tentang sosial, emosional dan etika.
“Kita semua diajarkan untuk mengenali badan dan emosi kita, yang kemudian bagaimana cara mengelola emosi serta bagaimana kita berinteraksi dengan baik di sosial,” terangnya.
Kedepan, pihaknya bakal mengadakan Workshop, yang pertama kali dilaksanakan di SD Negeri 1 Mas Ubud pada bulan Juni 2025 dan juga sudah dijadwalkan di Tabanan, Akasa Foundation serta SMP Saraswati di Gianyar, yang diperuntukkan bagi para guru.
“Diharapkan, ketika gurunya mempelajari SEE Learning ini dan ingin menyampaikan Learning kepada anak-anak, para guru bisa mengambil program yang lebih dalam, karena kurikulumnya sudah ada semua,” ungkapnya.
Terlebih lagi, semua kurikulum sudah terstruktur bagi murid SD, SMP dan SMA. Bahkan, dirinya yang mengajar Bahasa Inggris buat D1 di Pusat Pelatihan diakui masih bisa memberikan materi-materi tersebut kepada anak didik.
“Itu bisa juga diterapkan kepada orang dewasa itu sendiri, baik guru-guru maupun orangtua itu bisa banget,” tegasnya.
Hal tersebut membantu mereka untuk memanage emosi, sehingga mereka bisa menjadi lebih tenang, karena sudah mengenali dirinya sendiri, yang secara otomatis bisa disalurkan ilmunya kepada anak-anak.
“Kebetulan saat ini, kita sudah mengadakan dua program yang berjalan di SDN 1 Mas Ubud itu sudah selama 1 semester dan di Yayasan Akar Cinta Kasih itu juga 1 semester,” jelasnya.
Sejak awalnya, anak-anak SD Negeri 1 Mas Ubud terlihat mereka spretik diantara anak perempuan yang sangat aktif. Setelah dilakukan Workshop SEE Learning, mereka jauh lebih tertata serta cara berpikir mereka jauh lebih dalam.
“Dari bentuk gambarnya bisa melihat pertama kita kasi gambar sampai beberapa bulan kemudian, kita kasi lagi, gambar pun berbeda. Dari situ ketahuan cara mereka membawa emosi sudah berbeda dengan lebih tenang,” bebernya.
Menariknya, mereka mendapatkan ide-ide baru, yang diluar jangkauan nalar hingga bisa menggali pemikiran mereka sendiri lebih jauh dengan program SEE Learning.
Dicontohkan, saat diinformasikan untuk membayangkan kejadian di kehidupan mereka, saat merasa orang itu berbuat baik kepada mereka justru terbayang kejadian hari itu, saat pihaknya mendatangi mereka disertai bernyanyi bersama yang diakui mereka sebagai kejadian terbaik membuat mereka bahagia untuk pertama kalinya.
“Kok bisa ya, anak-anak mendapatkan hal itu. Jadi, untuk anak-anak yang di Yayasan Akar Cinta Kasih, yang mereka kerjakan secara tertutup tidak pede dan merasa takut segala macam, kini mereka jauh lebih terbuka dan lebih banyak tersenyum,” tambahnya.
Meski demikian, program SEE Learning bisa diterapkan dimana saja, termasuk siswa D1 yang saat itu juga mengajar bahasa Inggris.
Namun, untuk tingkatan tinggi, seperti anak SMA dan Mahasiswa diakui mereka punya program tersendiri, yang hanya bisa diselipkan program SEE Learning diantara pembelajaran yang lainnya.
Hal tersebut berbeda dengan anak SD yang diakui sistem pembelajaran bisa dilakukan sepenuhnya selama 1,5 jam, pada hari Sabtu seminggu sekali. Kedepannya diharapkan berkembang ke sekolah-sekolah yang lainnya.
“Jadi, Kepala Sekolah menyediakan waktu khusus untuk kita memberikan program SEE Learning. Kebetulan yang membuka kerjasama dengan kita, yaitu SD Negeri 1 Mas Ubud. Jadi, kita terima saja, karena terbuka peluangnya disitu,” pungkasnya. (Red)