Presiden GANN Raden Ayu Dewi Gumay Desak Presiden Prabowo dan Kapolri Tindak Tegas Oknum Aparat Terlibat Narkoba

Matakompas.com, Jakarta, – Presiden Gebrakan Anti Narkotika Nusantara (GANN), Raden Ayu Dewi Gumay, mengecam keras kasus atas dugaan keterlibatan oknum aparat berinsial AKBP RF, dalam penyalahgunaan narkoba. Ia menegaskan bahwa perkara ini bukan sekadar pelanggaran hukum, tetapi juga bentuk pengkhianatan terhadap bangsa dan rakyat yang telah memberikan kepercayaan kepada aparat penegak hukum.
“Ketika aparat yang seharusnya menjadi benteng perlindungan justru terjerumus dalam narkoba, ini bukan sekadar pelanggaran, tetapi sebuah kejahatan besar yang mengancam masa depan negeri. Aparat seperti ini tidak boleh dibiarkan!” tegas Dewi Gumay dalam pernyataan resminya yang diterima media ini, pada Selasa (18/03/25)
Menurut Wanita yang kerap disapa Degum ini, keterlibatan oknum aparat dalam narkoba bukan lagi kasus yang sporadis, tetapi semakin meluas. Bahkan, tak sedikit kasus kekerasan seksual terhadap anak di bawah umur yang terjadi di bawah pengaruh narkotika. Fenomena ini menunjukkan bahwa persoalan narkoba telah merasuki institusi yang seharusnya menjadi garda terdepan dalam pemberantasan barang haram tersebut.
Degum turut menyoroti tren meningkatnya kasus narkoba di kalangan aparat, yang belakangan semakin banyak terungkap. Ia menegaskan bahwa institusi kepolisian dan TNI harus segera melakukan pembersihan internal secara menyeluruh.
“Kasus seperti ini sudah terlalu sering terjadi. Namun, apakah ada tindakan yang benar-benar memberikan efek jera? Jangan sampai rakyat kehilangan kepercayaan sepenuhnya terhadap aparat penegak hukum,” ujarnya.
Ditambahkan sosok wanita yang sukses dibidang bisnis ini bahwa keterlibatan oknum aparat dalam narkoba tidak hanya mencoreng institusi, tetapi juga membuka celah bagi jaringan narkotika untuk semakin berkembang.
Jika aparat penegak hukum justru menjadi pengguna, pelindung, atau bahkan bagian dari jaringan peredaran narkoba, maka perang melawan narkotika hanya akan menjadi sekadar slogan tanpa makna
Degum meminta dan mendesak Presiden Prabowo Subianto dan Kapolri untuk segera mengambil langkah tegas dan konkret dalam menangani kasus ini.
Dia menilai bahwa perang terhadap narkoba tidak boleh sekadar menjadi slogan, tetapi harus diwujudkan dalam tindakan nyata yang tanpa kompromi.
“Ini bukan hal sepele! Jika aparat sendiri sudah tercemar narkoba, bagaimana bisa kita berharap mereka melindungi rakyat? Presiden dan Kapolri harus menunjukkan sikap tegas: bersihkan institusi dari para penghianat ini!” serunya.
Sebagai organisasi garda terdepan dalam mewujudkan Indonesia BerSinar (Bersih Narkoba), untuk itu, GANN mendesak agar dilakukan operasi gabungan secara besar-besaran untuk menindak tegas para oknum aparat yang terlibat narkoba. Bukan hanya sanksi administratif, tetapi juga proses hukum yang maksimasil.
“Jangan ada upaya untuk menutup-nutupi atau melindungi oknum yang bersalah! Hukuman harus diberikan secara setimpal agar menjadi peringatan bagi yang lain. Jika tidak, persoalan ini akan terus menjadi penyakit kronis yang semakin sulit diberantas,” tambahnya.
Lebih lanjut, Degum mengingatkan bahwa narkoba bukan hanya sekadar masalah kriminal, tetapi merupakan ancaman serius bagi masa depan bangsa. Ia menekankan pentingnya melindungi generasi muda dari pengaruh narkotika, bukan justru membiarkan mereka dirusak oleh ulah segelintir oknum aparat yang seharusnya melindungi.
“Bagaimana kita bisa berharap generasi muda tumbuh menjadi kuat dan berdaya saing jika ada oknum aparat yang bertugas melindungi mereka justru diduga terlibat dalam kejahatan narkoba?” ujarnya dengan penuh keprihatinan.
GANN berkomitmen untuk terus mengawal persoalan ini dan mendesak pemerintah agar tidak ragu mengambil tindakan tegas. Pemberantasan narkoba di kalangan aparat harus menjadi prioritas sebelum situasi semakin tidak terkendali.
“Negara tidak boleh kalah! Presiden Prabowo dan Kapolri harus membuktikan bahwa mereka serius dalam perang melawan narkoba. Tidak ada tempat bagi pengkhianat di dalam institusi negara!” pungkasnya (Rilis)