NTT, Matakompas.com- Senyum lega terpancar dari wajah para petani di Desa Takarai, Kecamatan Botinleobele.
Program pertanian yang digagas Bupati-Wakil Bupati Malaka, Stefanus Bria Seran-Henri Melki Simu ( SBS-HMS), dinilai menjadi angin segar bagi masyarakat petani lahan kering yang selama bertahun-tahun kesulitan menggarap tanah mereka.
Gabriel S. H. Manek, salah satu warga Takarai, mengaku sangat merasakan manfaat program ini.
“Program pertanian SBS HMS sangat bagus. Kami masyarakat di Takarai, Kereana, Babotin Selatan, Bobatin, hingga Babotin Maemina merasa senang karena lahan kami kembali digarap. Kami bangga dan berterima kasih kepada pemerintah,” ujarnya kepada Mata Kompas.
Menurut Gabriel, sejak 2020 hingga 2024, banyak lahan petani tidak tergarap. Bahkan, jika ada bantuan, luasnya terbatas hanya 1–2 hektar dan tidak merata.
“Sekarang berbeda, tidak ada pilih kasih. Semua masyarakat bisa merasakan manfaatnya. Kami akhirnya bisa menanam jagung dan ubi lagi,” tambahnya penuh semangat.
Kisah serupa datang dari Rosalina Lotu, seorang janda di Dusun Oetatunu, Desa Takarai, yang berhasil membuka kembali dua kebun berkat program traktor gratis.
Baginya, bantuan ini bukan hanya soal lahan, melainkan juga harapan untuk masa depan keluarganya.
Kepala Desa Takarai, Yeremias Nana, turut menyampaikan apresiasi.
Ia menilai program “balik tanah gratis dengan traktor” merupakan bukti nyata keberpihakan Pemda Malaka kepada masyarakat tani.
“Traktor tidak hanya meringankan beban kerja petani, tetapi juga mempercepat pengolahan lahan dan meningkatkan harapan panen. Kami yakin langkah bijak ini akan memperkuat ketahanan pangan sekaligus meningkatkan kesejahteraan masyarakat Malaka,” tegas Yeremias.
Dengan adanya program ini, masyarakat Botinleobele kembali optimistis menatap masa tanam. Para petani merasa perjuangan mereka dari tanah sendiri kini benar-benar mendapat perhatian pemerintah. ***Eki Luan
