Berita

PASRAMAN KENCANA SARI MENYELENGGARAKAN PAWINTENAN PEMANGKU PADA PURNAMA KEPITU*

SUNGARAJA, WWW.MATAKOMPAS.COM- Pasraman Kencana Sari Penglatan menyelenggarakan upacara ritual “Pawintenan” (pembersihan diri) yang melibatkan sedikitnya 14 pasang Jero mangku Lanang Isteri dan kegiatan ini melibatkan umat dari Kabupaten Buleleng, Tabanan dan Karangasem yang digelar di Pasraman Kencana Sari Desa Pengelatan ,Kecamatan Buleleng, Kabupaten Buleleng.

Menurut Ida Pandita Mpu Nabe Widya Kerthi didampingi Jro Nyoman Suarta mengatakan acara prosesi “Pawintenan” ini diselenggarakan secara sederhana dengan tetap mengedepankan Protokol Kesehatan di musim Pandemi ini,

Adapun sisia yang mengikuti Pendidikan kepemangkuan di Pasraman Kencana Sari Penglatan berasal dari beberapa Desa,bahkan ada yang dari luar Kabupaten,seperti dari Tabanan dan Karang Asem.

Yang sangat terkesan pawintenan tersebut juga di ikuti oleh seorang ilmuwan yang sebagai dosen Bahasa Inggris pada Universitas Ganesha Singaraja yaitu Prop I nyoman Adi jaya putra.yang berasal dari Tabanan Bali.

Ida Pandita Mpu Nabe Widya Kerthi lebih lanjut mengatakan ritual ini digelar bertujuan untuk meningkatkan “Srada dan Bhakti” (bakti kepada Tuhan) menurut Tatwa (ajaran ketuhanan).

 

“Sebagai umat Hindu di Bali meyakini, wajib hukumnya melaksanakan upacara ‘Mawinten’, ini berguna untuk penyucian diri secara lahir batin.

Selanjutnya dapat diamalkan dan dijalankan dalam kehidupan diri sendiri maupun kepada orang lain yang memerlukannya,” ucap Ida Pandita Mpu Nabe menjelaskan.

Menurut Ida Pandita Mpu Nabe, upacara ini juga sebagai penyucian kembali atau mengajegkan pemangku, suci dalam melayani umat.

Hal ini dilakukan guna setiap melaksanakan aktifitas keagamaan harus suci baik lahir dan batin.

Upacara tersebut di awali dari Pebia kowonan,Peguntingan,mepetik,merajah dan metapak langsung oleh Ida Mpu Nabe, sedang Peguntingan, mepetik dan merajah dilaksanakan oleh Ida Pandita Mpu Widia Tanaya Kerthi saking griye Gitgit.

“Langkah awal kami dari pelayanan yang dimulai dengan pawintenan yang terbagi dalam tiga prosesi, seperti Pawintenan Bunga atau Sari, bisa dilakukan anak kecil bayi berusia tiga bulan sampai anak-anak. Pawintenan Saraswati harus dilakukan sebelum belajar sastra.

Ketika ingin belajar jadi pemangku, undagi, sangging, serati atau memandikan mayat ada pawintenan dasa guna, serta ketika sudah melakukan serati atau balian dilakukan pawintenan ganapati,” ujarnya.

Dalam kegiatan tersebut hadir juga Para Saksi dari PHDI masing” Desa Pamilet dan Kelian” Adat.

Kegiatan tersebut juga di bantu oleh Ida Pandita Mpu Widya Tanaya Kerthi dari Griya Gitgit Sukasada yang merupakan nanaknya dari Ida Pandita Mpu Nabe Widia Kerthi.

Pada akhir acara di serahkan Sertifikat Kepemangkuan sebagai tanda menjadi Jro mangku. (Red/Tim)

  Banner Iklan Rafting Jarrak Travel

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button