PONOROGO-MataKompas.com- Program swasembada pangan di Ponorogo yang digagas Bupati Ponorogo, Sugiri Sancoko bukan hanya isapan jempol. Ditengah sembilan puluh sembilan hari kerja, bupati sudah mulai membangun sumur dalam. Terbukti hari ini, bupati melaunching sumur dalam atau Irigasi Air Tanah Dalam di Desa Duri, Kecamatan Slahung, Kamis (3/6).
Launching dilakukan langsung oleh Bupati dan disaksikan oleh petani. Setelah sirine ditekan dan mengeluarkan suara, mesin pengebor sumur dalam langsung bekerja.
Kepala Dinas Pertanian Ponorogo, Andi Susetyo mengaku jika pertanian merupakan prioritas utama Bupati Sugiri Sancoko. Ini ada dalam Nawa Dharma Nyata Menuju Ponorogo Hebat.
”Didalamnya menyebutkan jika setiap dua puluh hektar lahan, harus ada satu sumur dalam,” kata Andi.
Program sumur dalam ini penting dan strategis, karena air masih menjadi sesuatu yang sangat dibutuhkan petani. Terutama pada lahan tadah hujan, pertanian kering dan wilayah yang belum beririgasi teknis pada saat musim kemarau. Ditambah lagi masih adanya konflik atas air yang terjadi di masyarakat.
”Program inovasi sumur akan menambah kecukupan kebutuhan air petani. Termasuk peningkatan hasil,” paparnya.
Mengawali program ini, Bupati Sugiri memulai pembangunan sumur dalam sebanyak 25 titik yang tersebar di di 25 kelompok tani. Rinciannya, berada di 21 desa dan 9 kecamatan. Salah satunya di Desa Duri, Kecamatan Slahung.
”Desa Duri sangat strategis karena berada di dataran tinggi. Airnya bisa mengairi 50 hektar sawah dan 25 hektar non sawah dengan sistim terasiring,” pungkasnya.
Sumur dalam bersumber dari anggaran pusat sebanyak 5 titik. Sedangkan 20 titik berasal dari dana bagi hasil cukai tembakau. Pelaksanaan pembangunan swakelola padat karya sesuai Permentan No 2 Tahun 2021.
Luas lahan sawah kurang lebih 34.801 hektar. Sementara pertanian non sawah 54.321 hektar.
Dari 34.801 hektar sawah maka kondisi saat ini terintegrasi teknis dan indek tanaman padinya 300 yang artinya setahun panen tiga kali itu ada 13.586 Hektar.
Sementara untuk luas lahan sawah yang akan diairi Waduk Bendo 5.227 hektar. Sisanya 15.988 hektar ini merupakan sawah tadah hujan belum beririgasi dan indek tanamannya masih di bawah 200.
“Ini rencana yang menjadi garapan kita untuk lahan tadah hujan yang belum beririgasi tekhnis,” harapnya.
Dari 15.988 hektar tersebut, kondisi sawah yang sudah ada sumur dalam sebanyak 386. Dan jika program setiap 20 hektar butuh 1 sumur dalam, maka diperlukan kekurangan sebanyak 414 unit.
Sugiri Sancoko Bupati Ponorogo menegaskan, memenuhi kebutuhan air pertanian dan memperluas lahan pertanian produktif adalah salah satu mimpi besarnya.
“Memang sempat ada yang tidak percaya. Namun ketika melihat RKPD, ternyata masih butuh banyak. Tidak hanya butuh 280 hektar saja dan itu harus dicapai setiap 20 hektar akan ada sumur dalam,” ungkapnya.
Meski begitu, Kang Giri meminta untuk mengimbangi sumur dalam ini dengan sumur resapan. “Kita sudah berhutang air ke bumi. Maka limpasan air itu tidak boleh lari kemana-mana. Dari tanah maka dikembalikan ke tanah pula,” jelasnya. (pn/dd)