MEDAN | MATAKOMPAS.COM
Dosen yang juga Pakar komunikasi Sumatera Utara (Sumut), Dr. Aswan Jaya, M.Kom.I berharap saling tuding plagiat di lingkungan Universitas Sumatera Utara (USU) sebaiknya dihentikan. Saling tuding adanya tindakan plagiat di kalangan akademisi tersebut akan memberikan dampak buruk terhadap universitas terbesar di Pulau Sumatera tersebut.
Aswan Jaya menuturkan bahwa saling tuding plagiasi di USU, bukan sikap kecerdasan intlektual. Terlebih USU merupakan universitas terbesar di Sumut yang alumninya sangat dinantikan dan diharapkan dapat memberikan kontribusi membangun untuk Sumut demi kesejahteraan rakyat.
Sementara jika masih terjadi saling tuding plagiat maka harapan tersebut akan sirna seiring dengan saling tuding plagiasi antar guru besar dan pejabat tinggi USU pasca pemilihan rektor USU beberapa waktu lalu.
“Saya akademis, saya juga paham dampak hal yang seperti ini. Karena itu demi kepentingan USU dan calon alumni dan mahasiswa USU kedepan sebaiknya semua pihak berlapang dada selapang ilmu pengetahuan yang mereka miliki untuk menghentikan saling tuding plagiasi dan menerima proses pemilihan yang sudah berjalan sesuai dengan statuta USU tersebut,” terangnya kepada awak media di Medan, Selasa (12/1).
Aswan Jaya yang juga politisi dari PDI Perjuangan Sumut ini menilai bahwa tindakan saling tuding plagiasi terus apabila berlanjut akan menyebabkan preseden buruk terhadap dinamika USU, terlebih lagi bahwa para guru besar dan pejabat tinggi USU akan kehilangan kepercayaan intlektualnya di depan mahasiswa USU, bahwa mereka tidak memberikan keteladanan yang baik di hadapan mahasiswa. Karena itu sebaiknya seluruh pihak menghentikan saling tuding plagiasi dan menerima merupakan tindakan bijak yang mencerdaskan dari kekhilafan para guru besar dan pejabat tinggi USU demi mahasiswa USU itu sendiri secara khusus dan demi dunia pendidikan secara umum.
“USU kebanggan masyarakat Sumut dan masyarakat Sumut tidak ingin kehilangan USU sebagai tempat para orang tua mempercayakan anak-anaknya menempuh pendidikan tinggi untuk masa depan mereka dan masa depan Sumut,” jelasnya.
Hal yang sama juga diungkapkan oleh ketua Badan Koordinasi (Badko) Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Sumut, Alwi Hasbi Silalahi. Rektor terpilih Universitas Sumatera Utara (USU), Muryanto Amin, digoyang dengan kasus plagiat. Alwi Hasbi Silalahi menilai bahwa tudingan dugaan plagiat tersebut merupakan tudingan yang kurang tepat.
Alwi menuturkan bahwa ada kejanggalan pada dugaan yang dilayangkan kepada Muryanto itu. Seharusnya menurut Alwi pelaporan terhadap Muryanto itu dilakukan sejak awal sebelum dilakukan pemilihan rektor dan atau saat pendaftaran sebagai calon rektor. “Ini kan aneh, mengapa tidak dari awal dilaporkan bila ada dugaan plagiat itu. Kok setelah terpilih baru dilaporkan,” katanya.
(MM-01)