Harja Astawa Instruksikan Fraksi Gerindra – PSI DPRD Bali Wajib Turun ke Lapangan, Ungkap Pembalakan Liar dan Pelanggaran Lingkungan di Bali

DENPASAR, Matakompas.com | Ketua Fraksi Gerindra-PSI DPRD Provinsi Bali, Gede Harja Astawa, menegaskan komitmen dalam memperkuat fungsi pengawasan terhadap berbagai persoalan lingkungan di Bali, terutama praktek pembalakan liar dan penutupan aliran sungai oleh pengembang yang kini marak dilaporkan masyarakat.
Pernyataan tersebut ditegaskan Gede Harja Astawa, saat diwawancarai awak media, usai menghadiri Rapat Paripurna DPRD Bali di Gedung DPRD Provinsi Bali, Rabu, 15 Oktober 2025.
“Setelah Rapat Paripurna tadi, kami langsung menggelar Rapat Fraksi untuk membahas agenda umum dan sekaligus memberikan instruksi kepada seluruh anggota Fraksi Gerindra-PSI agar lebih aktif turun ke lapangan. Khususnya untuk menelusuri kasus-kasus pembalakan liar yang semakin sering terjadi,” kata Gede Harja Astawa.
Menurutnya, selama ini banyak kasus kerusakan hutan yang hanya menjadi sorotan di media sosial tanpa ada tindak lanjut serius.
Oleh karena itu, pihaknya meminta para anggota fraksi untuk tidak sekadar menyebarkan informasi, tetapi mengumpulkan data faktual di lapangan dan melaporkannya ke lembaga berwenang.
“Saya wajibkan agar teman-teman fraksi mencari dan menelusuri kasus seperti itu. Tidak apa-apa dipublikasikan di media, tapi tujuannya bukan untuk sensasi melainkan agar aparat terkait segera bergerak. Kita ingin hutan kita tetap terjaga, karena fungsi pengawasan itu adalah tugas kita di DPRD,” tegasnya.
Banyak Laporan Pembalakan Hutan di Buleleng dan Sekitarnya
Politisi asal Buleleng ini juga mengungkapkan bahwa wilayah Buleleng menjadi salah satu daerah dengan laporan pembalakan hutan paling tinggi.
Ia menyebut beberapa titik yang sempat muncul di laporannya, seperti di Ambengan, Sepang, dan Busungbiu.
“Laporan terakhir saya terima hari ini, di wilayah Sepang, Busungbiu. Bahkan masyarakat mengirim video langsung ke saya,” terangnya.
Ia menambahkan, walaupun di Kabupaten Bangli belum ada perwakilan Fraksi di DPRD Provinsi, koordinasi tetap dilakukan dengan wilayah sekitar seperti Klungkung, agar pemantauan lingkungan dapat berjalan sinergis.
Sungai Ditutup Pengembang, Warga Hilir Terancam Banjir
Selain pembalakan liar, Gede Harja Astawa juga menyoroti persoalan lain yang tak kalah serius yakni penutupan aliran sungai dan daerah air oleh pengembang di beberapa titik di Kabupaten Buleleng dan Sukasada.
Menurut laporan warga yang diterimanya, penutupan jalur air ini berdampak fatal karena menahan tekanan air saat hujan deras, hingga menyebabkan korban jiwa.
“Ada laporan dari warga di hilir, di daerah Pasut dan Sukasada, bahwa aliran sungai ditutup pengembang. Saat hujan deras, tekanan air sangat kuat ke hilir. Pernah ada korban jiwa seorang anak tewas bersama ayahnya karena mobil mereka terhempas arus,” kata Gede Harja Astawa dengan nada prihatin.
Warga, lanjutnya, telah bersurat sejak Juli 2024 kepada Gubernur Bali dan DPRD Provinsi Bali, namun hingga kini belum mendapat tindak lanjut berarti dari instansi terkait, termasuk dari Balai Wilayah Sungai (BWS) Bali-Penida.
“Surat susulan bahkan sudah dikirim pada 23 September 2025, tapi belum juga ada respon. Ini sangat disayangkan,” ucapnya.
Perlu Sinergi DPRD, Masyarakat, dan Media
Menanggapi situasi tersebut, Gede Harja menegaskan bahwa Fraksi Gerindra-PSI tidak akan tinggal diam. Ia telah meminta seluruh anggota fraksi untuk menggelar sidak ke lapangan, menyerap aspirasi masyarakat, dan mendokumentasikan temuan-temuan terkait kerusakan lingkungan.
“Semua laporan dan hasil sidak nanti akan kami bahas secara internal, lalu kami teruskan ke instansi yang berwenang. Kami juga akan bagikan dokumentasi aslinya ke rekan-rekan media agar publik tahu kondisi sebenarnya,” jelasnya.
Ia menekankan pentingnya sinergi antara masyarakat, media, dan pemerintah daerah dalam menjaga kelestarian lingkungan di Bali.
“Kami tidak bisa bekerja sendiri. DPRD harus bersinergi dengan masyarakat yang peduli dan juga media yang berperan menyuarakan kebenaran. Kita dipilih rakyat untuk bersuara bagi kepentingan rakyat, termasuk dalam menjaga lingkungan hidup,” paparnya.
Gerindra-PSI Bali Fokus pada Pengawasan Lingkungan
Diakhir wawancara, Gede Harja Astawa menegaskan bahwa isu lingkungan, khususnya pembalakan liar dan pelanggaran tata ruang, akan menjadi fokus utama Fraksi Gerindra-PSI DPRD Bali ke depan.
“Mulai sekarang, kami ingin pengawasan terhadap hutan dan lingkungan menjadi prioritas. Bali tidak hanya soal pariwisata, tapi juga keberlanjutan alamnya. Kalau hutannya rusak, sungainya tersumbat, maka kehidupan masyarakat juga terancam,” pungkasnya. (red/tim).