MEDAN – MATAKOMPAS.COM – Ikatan Guru Indonesia (IGI) Sumatera Utara harus turun dan mengajar hingga ke desa, dan turut menjalankan Misi Gubernur Sumut dalam Membangun Desa Menata Kota. Selain itu harus kembangkan kompetensi literasi kepada guru.
Demikian disampaikan Wakil Bupati Pakpak Bharat Dr. H. Mutsyuhito Solin, M.Pd yang juga Dewan Pembina IGI Sumut saat menyampaikan presentasinya dalam Rapat Koordinasi Wilayah (Rakorwil) IGI Sumut, yang dilaksanakan pada tanggal 7-9 Januari 2021 di Camping Ground Namu Sira-sira Kabupaten Langkat.
“IGI seharusnya bergerak di desa. Hal ini sesuai dengan kebijakan Gubernur Sumut membangun desa menata kota. Kenyataannya, di mayoritas desa-desa di Sumatera Utara guru tidak hadir dalam makna yang sebenarnya yang secara totalitas mengembangkan kompetensi anak didik secara optimal”, ungkap Solin.
Lanjut Solin, Desa-desa kita sesungguhnya sangat membutuhkan kehadiran guru-guru professional. Hal ini terbukti di Pakpak Bharat. Anak-anak di Pakpak Bharat ternyata memiliki kemampuan dasar yang sama dengan anak-anak lain. Hal ini terbukti dari hasil yang sangat signifikan yang ditampilkan anak dan guru dari program yang diinisiasi Prof Johannes Surya dengan metode GASING (Gampang, asyik, dan menyenangkan).
Hal lain yang disampaikan mantan Dosen Unimed tersebut adalah IGI Harus mengembangkan Program Literasi Bagi Anak.
“Literasi merupakani piranti pembelajaran. Dalam literasi, proses yang dilalui anak harus utuh: membaca, merenungkan/mencamkan, dan mengungkapkan kembali. Literasi yang bermakna baca, tulis, hitung di sekolah dasar menjadi piranti dalam pembelajaran tematik. Artinya tidak benar anggapan yang menyatakan bahwa bila guru fokus kepada calistung maka kurikulum akan tertinggal. Di dalam menyelenggarakan kurikulum itulah calistung dikembangkan sekaligus diberdayakan”, ungkap Wabup yang dikenal sebagai tokoh pendidikan ini.
Lanjut Solin, untuk mengembangkan literasi anak, selain perlunya kehadiran guru-guru professional, Pakpak Bharat juga menginisiasi terbentuknya forum literasi desa melalui kebijakan pengadaan buku-buku bacaan di setiap desa.
“Sebagai piranti pembelajaran, literasi merupakan persyaratan kecakapan untuk hidup dalam profesi apapun. Untuk itu seharusnya kita mendorong keikutsertaan orangtua dan aparat pemerintahan dalam mengembangkan literasi anak”, tambah Solin
Diakhir paparannya, Wabup Pakpak Bharat ini juga menyinggung terkait pentingnya IGI dalam mengembangkan profesionalisme guru.
“Untuk menjadi profesional, guru harus menampilkan kemandirian mengembangkan professionalisme. Untuk ini kompetensi yang dibutuhkan sekali lagi adalah kompetensi literasi. Tantangan bagi IGI dengan demikian adalah mengembangkan kompetensi literasi guru agar mereka mampu mengembangkan profesionalismenya secara mandiri. Selain itu IGI juga harus memiliki konsep tentang peningkatan kesejahteraan guru sejalan dengan peningkatan professionalismenya, antara lain dalam bentuk remunerasi”, tutup Solin.