Denpasar. Matakompas.com. Pencoblosan Pemilihan Walikota dan Wakil Walikota Denpasar 9 Desember 2020 besok tinggal hitungan jam.
Ini akan jadi ajang pembuktian kedua kandidat yang bertarung yakni Pasangan Calon Walikota dan Wakil Walikota Denpasar nomor urut 1 Gusti Ngurah Jaya Negara dan Kadek Agus Arya Wibawa (Jaya Wibawa) dan Pasangan Calon Walikota dan Calon Wakil Walikota Denpasar nomor urut 2 Gede Ngurah Ambara Putra-Made Bagus Kertha Negara (Amerta).
Para pendukung pun tidak kalah antusias menantikan kemenangan jagoannya di Pilwali Denpasar yang digelar di tengah situasi pandemi Covid-19 yang belum mereda.
Di sisi lain ada temuan dan kondisi yang cukup menarik pada Pilwali/Pilkada Denpasar kali ini dibandingkan lima daerah lainnya di Bali yang sama-sama menggelar Pilkada.
Konstelasi politik di Pilwali Denpasar dirasakan juga menjadi ajang ancang-ancang menuju Pemilihan Gubernur (Pilgub) Bali 2024 dimana Denpasar sebagai Ibukota Provinsi Bali tentu menjadi kiblat politik.
Karenanya tak heran ada temuan bahwa Pilwali Denpasar ini serasa Pilgub Bali, ada aroma kental pertarungan pendukung Gubernur Bali saat ini Wayan Koster dan Walikota Denpasar saat ini Ida Bagus Rai Dharmawijaya Mantra yang menjadi rival Koster pada Pilgub Bali 2018.
Dalam Pilwali Denpasar ini masyarakat terbelah dua ada yang mendukung Paslon 01 dan ada yang ke Paslon 02. Masyarakat yang mendukung Koster agar terpilih sebagai Gubernur Bali periode kedua pada Pilgub 2024 mendatang tentu mengarahkan dukungan kepada Paslon 01 Jaya Wibawa yang diusung PDI Perjuangan
Sementara masyarakat yang kembali menginginkan Rai Mantra maju sebagai Calon Gubernur mendukung Paslon 02 Amerta yang diusung koalisi Partai Golkar, Partai Demokrat dan Partai NasDem yang juga merupakan partai koalisi pengusung Rai Mantra pada Pilgub Bali 2018.
Temuan menarik ini diungkapkan Ketua DPD Partai Demokrat Made Mudarta berdasarkan laporan temuan lapangan dari Tim Pemenangan Amerta. “Ini temuan yang cukup menarik, seolah-olah Pilwali Denpasar jadi ajang pemanasan dukungan ke Pilgub Bali 2024.
Nama Pak Koster dan Rai Mantra jadi magnet bagi masing-masing pendukung Paslon 01 dan Paslon 02,” kata Mudarta ditemui di Renon, Selasa (8/12/2020).
Mudarta membeberkan bahwa Tim Pemenangan Amerta telah melakukan mapping atau pemetaan alasan masyarakat mendukung Paslon 02.
Yang menarik adalah selain karena faktor visi misi dan program kerja yang pro rakyat dan realistis serta sosok paslon berintegritas, sebagian besar warga Denpasar ingin memilih Amerta karena ingin Rai Mantra sebagai Gubernur Bali ke depan.
“Jadi Amerta ini diasosiasikan ke Rai Mantra selain juga karena memang partai pengusung Amerta Pilwali Denpasar sama pengusung Rai Mantra di Pilgub Bali 2018,” terang Mudarta.
Jadinya sosok Rai Mantra memberikan efek elektoral bagi Amerta walaupun Rai Mantra tidak pernah secara terang-terangan menyatakan dukungan kepada Amerta.
Namun para pendukung Rai Mantra mampu menangkap sinyal-sinyal politik yang ada bahwa Rai Mantra merupakan figur kuat penanganan Gubernur Koster pada Pilgub Bali 2024.
“Masyarakat Denpasar bisa menerjemahkan sendiri karena partai pengusung Amerta di Pilwali dan Pak Rai Mantra di Pilgub Bali sama.
Jadi kendaraaan gerakan dan dukungan relawan Amerta dan Rai Mantra sama. Ini jadi diskusi masyarakat Denpasar,” ungkap Mudarta.
Logika politiknya adalah jika Ngurah Ambara dan Bagus Kertha Negara (Amerta) terpilih sebagai Walikota dan Wakil Walikota Denpasar maka akan menjadi modal politik yang kuat bagi partai pengusung Amerta dan juga pengusung Rai Mantra pada Pilgub Bali 2018 yakni Golkar, Demokrat dan NasDem untuk kembali mencalonkan Rai Mantra di Pilgub Bali 2024.
“Kecintaan masyarakat Denpasar pada Rai Mantra sangat tinggi. Ini terbukti dari Pilwali sebelumnya dan Pilgub Bali 2018. Taksu dan pamor Pak Rai Mantra masih cukup tinggi. Ini juga menjadi salah satu referensi utama bagi pemilih di Pilwali Denpasar,” papar Mudarta.
“Bagaimana pun juga Pilwali menjadi pintu masuk utama menuju Pilgub 2024. Kalau Paslon 02 Amerta menang pasti yang didukung jadi Gubernur Pak Rai Mantra.
Tapi kalau rakyat Denpasar yang memilih Paslon 01 pasti ada keinginan agar Pak Koster melanjutkan periode kedua sebagai Gubernur Bali. Jadi ibaratnya sekali tembak ini dapat dua (Pilwali Denpasar dan Pilgub Bali),” sambung politisi Demokrat asal Jembrana ini.
Mudarta pun kembali menegaskan hal tersebut menjadi temuan menarik di Pilwali Denpasar dimana ada magnet elektoral dari Koster dan Rai Mantra kepada masing-masing paslon.
“Kalau Pilkada di daerah lain lebih kepada magnet paslon sendiri. Tapi di Pilwali Denpasar aroma dukungan pertarungan Pilgub Bali masih melekat,” ujar Mudarta.
Di sisi lain Mudarta juga menyebutkan angka swing voters (pemilih mengambang/pemilih yang belum menentukan pilihan pasti) juga masih sangat tinggi di Kota Denpasar.
Berdasarkan survei terakhir di akhir November, swing voters disebut-sebut masih di angka 19 persen.
“Angka 19 persen inilah yang akan menentukan siapa yang meraih kemenangan Pilwali Denpasar. Siapa yang mendapatkan suara swing voters, paslon itu yang akan menang. Dan kami sangat optimis Amerta mampu meraup suara ini dan memenangkan Pilwali Denpasar,” pungkas Mudarta.
Sumber : MATAKOMPAS.COM
Editor : Kurnia