PONOROGO-MataKompas.com-Berharap pembelajaran tatap muka (PTM) segera digelar, SMK PGRI 2 Ponorogo melakukan gebrakan inovasi.
SMK yang dipimpin Syamhudi Arifin, SE, MM itu launching dan uji coba GeNose-C19 dari Universitas Gajah Mada (UGM) Jogjakarta.
Alat ini berfungsi untuk mendeteksi secara cepat orang yang terpapar Covid-19 atau tidak.
Menurut Syamhudi Arifin, SE, MM, pihaknya mendatangkan dua alat canggih dari UGM itu untuk mendeteksi kepada 2000 siswanya serta orang tua wali secara gratis.
Sehingga diharapkan murid yang negatif Corona melalui alat ini bisa langsung melakukan tatap muka seperti biasanya.
“Kebetulan saya alumni UGM sehingga SMK PGRI 2 Ponorogo bisa bekerja dengan baik dengan UGM Jogjakarta, diantaranya dalam bentuk alat dua gensoe19,” tandasnya.
Apalagi, kata Arief, presiden Jokowi sedang menggalakkan produksi dalam negeri.
“Pak Presiden menganjurkan bagaimana kita harus mencintai produk dalam negeri. Genose19 ini produk anak bangsa,” paparnya.
Dijelaskan Syamhudi Arifin, hari ini dua alat tersebut dilaunching dengan mengundang Bupati Ponorogo.
Diharapkan, launching uji coba genose19 ini sebagai proposal nyata untuk mengajukan PTM di SMK PGRI 2 Ponorogo.
“Kita pun juga siap melakukan KBM dengan prokes ketat sesuai aturan pemerintah,” tegasnya.
Syamhudi Arifin juga menerangkan pentingnya PTM bagi 2000 siswanya. Sebab, selama ini KBM yang sudah berjalan baik memiliki kekurangan yaitu pembelajaran karakter bagi siswanya. Sehingga PTM sangat dibutuhkan.
“Untuk keahlian siswa itu kami bisa mengajarkan satu bulan, tapi untuk karakter butuh waktu lama dan butuh tatap muka. Karena di situ guru bisa bertemu siswa bisa memberikan kasih sayang dan pelajaran baik kepada siswa,” paparnya.
“Mbah google memang lebih pinter dari guru, tapi tidak untuk karakter karena harus tatap muka. Pintar diajarkan instan bisa kalau karakter tidak bisa,” imbuhnya.
Bupati Ponorogo H. Sugiri Sancoko menyambut bangga inovasi yang dilakukan SMK PGRI 2 Ponorogo dengan melaunching uji coba alat tersebut.
Sehingga dengan mudah dapat diketahui positif atau negatif para siswa dan guru dalam mendeteksi Korona.
“Ini adalah sebuah kecerdasan, inovasi dan keteladan SMK PGRI 2 Ponorogo yang perlu didukung Pemda. Maka kerja sama yang indah SMK ini kami harapkan terus dilakukan,” tandasnya.
Selain itu, lanjut orang nomor satu di Ponorogo ini, pihaknya justru meminta satu alat genose19 yang akan diperuntukkan untuk kepentingan Pemda.
Yang bertujuan secara cepat dapat mendeteksi terutama untuk ASN di Pemkab Ponorogo.
“Permintaan kita ternyata disambut SMK PGRI 2 Ponorogo sehingga alat diberikan kepada Pemkab dan inilah dukungan poisitif SMK PGRI 2 Ponorogo yang berkarya untuk kemajuan Ponorogo,” tandasnya.
Bupati Sugiri juga tidak ingin karena Corona ini muncul generasi yang tidak berkarakter.
“Saya juga tidak ingin generasi yang menetek ke youtube dan belajar ke HP. Tapi bagaimana dengan karakter, cinta kasih, sopan santun, itu tidak bisa diberikan selain oleh guru dengan tatap muka,” ungkapnya.
Oleh karenanya, pihaknya sudah merumuskan jalan tengah agar siswa bisa masuk dengan prokes yang ketat.
“Mudah-mudahan PTM diijinkan walaupun dengan prokes ketat. Caranya dengan sepertiga jumlah siswa dan jumlah kelas. Minimal dalam seminggu bisa masuk dua kali. Guru dan siswa termasuk orang tua rindi itu,” pungkasnya. (Dedy)