DENPASAR.MATAKOMPAS.COM
Sanur, 10 Oktober 2020 dalam debat yang ditayangkan langsung dari Hotel Grand Bali Beach Sanur, kedua calon walikota saling serang kelemahan program lawan. Paslon no.2, Gede Ngurah Ambara Putra diserang oleh paslon no.1.
I Gusti Ngurah Jaya Negara yang akrab dipanggil Turah Jaya terlebih dahulu dengan aturan terkait hibah yang dibalas dengan serangan balik oleh Ngurah Ambara terkait keberlanjutan program-program yang telah dibuat oleh walikota IB Rai Mantra.
Debat yang diawal terasa lamban dan sedikit normatif mulai menarik saat sesi paslon saling bertanya. Kesempatan pertama diberikan moderator debat kepada paslon Jaya-Wibawa.
IG Ngurah Jaya Negara mengambil momen itu untuk menyerang program unggulan paslon Amerta terkait pemberian bantuan setiap tahun kepada Sekaa Teruna, Banjar, PKK dan Dadia.
Sebagai wakil walikota Turah Jaya langsung menohok bahwa ada aturan yang melarang yaitu UU no.13 Tahun 2018, pasal 4 poin 4 C.
Ngurah Ambara pun beralasan bahwa itu adalah kebutuhan yang memang nyata, seperti STT perlu 15 sampai 20 juta setiap tahun agar ke depan tidak lagi membebani orang tua mereka.
Ambara pun mencontohkan provinsi saja bisa memberikan bantuan setiap tahun ke Desa Adat sebesar 300 juta, (maka Denpasar juga bisa).
Harapannya dengan bantuan yang diberikan kepada banjar ini juga akan menjadi stimulus untuk menggerakan ekonomi, terutama di masa pandemic sehingga nantinya Denpasar tidak seperti Jakarta, yang jalannya besar, banyak gedung-gedung tinggi tetapi orang lokalnya tersingkir.
Ambara berharap kota Denpasar nanti bisa meniru Singapura, yang terbuka untuk pendatang tetapi warga aslinya tetap bisa bersaing karena ada keberpihakan dari pemerintah.
Turah Jaya pun menjelaskan bahwa hibah setiap tahun itu tidak bisa, makanya bantuan-bantuan itu bisa diberikan melalui bentuk-bentuk kegiatan di dinas-dinas yang ada.
Seperti halnya di provinsi yang telah membentuk dinas Pemajuan Masyarakat Adat untuk merealisasikan bantuan kepada Desa Adat setiap tahun
Giliran berikutnya, Ambara yang mempertanyakan Turah Jaya Negara selaku wakil walikota saat ini yang dalam penyampian Visi dan Misi tadi tidak adanya program berkelanjutan. Apakah program-program (bersama IB. Rai Mantra) tidak relevan lagi.
Turah Jaya menjawab dengan diplomatis bahwa program kota itu disenergikan juga dengan visi pemerintah provinsi Bali Nangun Sat Kerthi Loka Bali dan visi presiden menuju Indonesia maju. Jadi bukannya tidak relevan (dengan program sebelumnya) tetapi semua ada indicator pengukurnya.
Melihat jalannya debat pertama yang mulai menarik disaat sesi terakhir, layak kita tunggu bersama-sama lanjutan debat kedua para kandidat pilwali kota Denpasar.
Apakah akan ada lebih banyak pernyataan-pernyataan lugas dari kedua paslon dan tentu munculnya pertanyaan-pertanyaan yang bisa membuka kemampuan dari para paslon sesungguhnya.
Sumber : Jarrak News
Editor : Kurnia