InternasionalKesehatan

Belum Usai Covid-19 Virus Baru Di Tanzania

MataKompas.com | Pandemi Covid-19 atau virus corona pada awal tahun 2020 yang saat ini merebak hampir di seluruh dunia belum menunjukan tanda-tanda mereda. Munculnya wabah Covid-19 pertama kali ditemukan dari kota Wuhan, China.

Wabah ini menyebar ke seluruh dunia menyerang kesehatan, Covid-19 juga telah memporak-porandakan perekonomian dunia. Sebagian besar negara di dunia, mengaku telah menemukan vaksin untuk melawan virus ini.

Tetapi vaksin tersebut belum didistribusikan secara menyeluruh, yang artinya tujuan menciptakan kekebalan atas Covid-19 belum sepenuhnya merata.

Penyakit Baru Menyerang Tanzania

Masalah Covid-19 belum kelar, ada sebuah pemberitaan munculnya penyakit baru misterius sebuah infeksi tak dikenal melanda benua Afrika.

Dikutip dari Daily Mail, Selasa (9/2/21), penyakit itu muncul di Tanzania menyebabkan kepanikan pejabat dan masyarakat setempat.

Ilustrasi – Wabah Virus Baru Tanzania

Penyakit aneh itu menyebabkan penderitanya mengalami muntah darah, kemudian meninggal dunia.

Setidaknya ada 15 orang meninggal dan lebih dari 50 lainnya dirawat di rumah sakit di selatan Tanzania karena infeksi wabah tak dikenal.

 

menurut pejabat kesehatan setempat pada Minggu, 7 Februari 2021 waktu setempat

Felista Kisandu, direktur medis di distrik Chunya, di Mbeya, Tanzania mengatakan sudah ada 50 kasus orang dengan penyakit aneh ini.

Para pasien muntah darah, dan 15 pasien meninggal dunia setelah mengalami gejala muntah darah tersebut.

“Infeksi aneh terkonsentrasi di satu area,” kata Kisandu.

“Para pasien muntah darah dan meninggal jika mereka tidak sampai di rumah sakit tepat waktu,” tambah Kisandu.

Sebelumnya, Kisandu mengatakan kepada kantor berita Turki Anadolu bahwa pasien dengan penyakit aneh didominasi pria mengalami sakit maag dan penyakit hati.

Mereka disarankan untuk menghindari merokok atau minum alkohol.

Menurut Kisandu, seorang ahli kimia terkemuka di pemerintahan ditugaskan untuk memeriksa sampel darah pasien dan air tempat tinggal mereka untuk dikirim ke kepala ahli kimia pemerintah, demi memastikan apakah ada jejak kontaminasi merkuri.

Menurut Anadolu, deklarasi wabah aneh yang diungkapkan Kisandu membuat masyarakat sekitar tempat kasus tersebut tertular menjadi bingung.

Dorothy Gwajima, Menteri Kesehatan Tanzania, menyatakan tidak ada tanda-tanda wabah penyakit aneh.

Sehingga ia meminta agar pekerjaan Kisandu ditangguhkan selama 10 hari karena “kebingungan yang tidak perlu di masyarakat”.

Menteri wanita mengatakan bahwa Kisandu melanggar Undang-Undang Kesehatan Masyarakat tahun 2019, yang mengatur pemberitahuan wabah.

Ibu Gwajima meminta untuk membentuk dewan medis untuk menyelidiki penyebab penyakit aneh tersebut, tetapi ia menolak klaim tentang penyakit baru di daerah tersebut.

Pada tahun 2018, penyakit serupa muncul di Tanzania yang menyebabkan  beberapa orang mengalami demam tinggi, sakit perut, dan muntah darah.

Menteri meminta masyarakat untuk tetap tenang sementara para pejabat menindaklanjuti apa yang telah terjadi. (Red)

  Banner Iklan Rafting Jarrak Travel

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button