Aksi Demo AMP, Dibubarkan Langsung oleh PEKAT IB Bali, Desa Adat Renon, Pecalang Bersama TNI-POLRI
DENPASAR, WWW.MATAKOMPAS.COM- Aksi AMP (Aliansi Mahasiswa Papua ) kembali melakukan Demo menyuarakan aspirasinyan bertempat di timur bajra sandi renon. (19/20).
Belum sempat melaksanakan aksinya bersama dengan TNI – POLRI, Warga Desa Adat Renon, Pecalang, organisasi PEKAT IB Bali, Yang dipimpin langsung oleh Ketua PEKAT IB Bali, Ida Bagus Alit Manuaba.S.sos, Yang didampingi oleh Ketua OKK A,A. Gede Suryawan, Wakil Ketua lintas Lembaga H Jamil, Ketua DPD Denpasar Made Tapa, dan pasukan Provos Yang diketuai oleh I Wayan Widnyana, Ketua Brigade De Gung, Ketua One Commando Putra, dengan sigap menghadang aksi AMP, dengan jumlah pasukan Kurang Lebih 108 Orang gabungan dari DPD Denpasar, Provos, Brigade dan One Commando diterjunkan kelapangan demi keamanan dan kenyamanan masyarakat bali, dari aksi- aksi demo yang anarkis yang tentunya merugikan masyarakat bali khususnya Pariwisata Bali.
Ajakan untuk turun ke jalan oleh AMP Bali tanggal 19 Desember 2020. Bagi kita tanggal itu mungkin sama hal nya dengan hari – hari lain akan tetapi bagi AMP Bali yang mengatasnamakan Rakyat Papua itu adalah tonggak sejarah.
59 tahun yang lalu tepatnya 19 Desember 1961 Presiden RI pertama Ir. Soekarno menyerukan Operasi Trikora untuk menggabungkan Irian Barat waktu itu ke Pangkuan Ibu Pertiwi Indonesia.
Konflik 2 tahun berakhir dengan persetujuan New York yang menyatukan Irian Barat ke dalam wilayah Indonesia.
Akan tetapi bibit – perpecahan masih ada, bahkan bertahan sampai dengan saat ini. Didasari rasa tidak puas terhadap Pemerintah Indonesia atau mungkin didasari faktor yang lain, AMP dengan lantang menyuarakan kemerdekaan untuk Papua dengan jargonnya “Free West Papua”.
AMP (Aliansi Mahasiswa Papua) merupakan aliansi mahasiswa yang berasal dari Papua yang sedang menuntut ilmu di luar Papua termasuk di Bali.
AMP tidak segan melakukan aksi-aksi untuk menyuarakan kebebasan rakyat Papua.
Dalam aksinya mereka mendengungkan seolah-olah rakyat Papua adalah korban, korban rasisme dan kolonialisme Pemerintah Indonesia.
Dalam setiap aksinya tak jarang diwarnai dengan pengibaran bendera Bintang Kejora, “merupakan bentuk tindakan makar yang nyata”,
Di masa pandemi covid-19 sekarang ini, tidak menyurutkan niat AMP untuk melakukan aksi.
Himbauan Pemerintah dan Aparat terkait Protkes seolah-olah bagai angin lalu bagi mereka. Aksi tetap dijalankan, hujatan dan himbauan bernada provokatif tetap disebarkan.
Akan tetapi Aliansi Oraganisasi PEKAT IB Bali membuat blokade bersama dengan Desa Adat, Pecalang, TNI dan POLRI menghalangi aksi demo untuk segara membubarkan diri, namun itu tidak di indahkan oleh Aliansi Mahasiswa Papua, bahkan dengan cara rembug bersama pun dilakukan tidak juga membuahkan hasil.
Selanjutnya, dengan peringatan, himbauan yang dilakukan oleh aparat kepolisian pun tidak di indahkan, mengingat dimasa masih pandemi Covid-19 dilarang melakukan aksi – aksi demontrasi yang melibatkan Orang banyak, yang jelas – jelas Melanggar Pergub Bali, dan Diketahui aksi demontrasi yang dilakukan AMP tidak mengantongi ijin, aparat kepolisian dengan segara membubarkan dan mengakut semua AMP ke mobil, di bawa langsung ke Polda Bali.
Ditempat terpisah saat ditemui awak media Ketua PEKAT IB Bali Ida Bagus Alit Manuaba.S.sos Menegaskan menolak adanya Demo yang anarkis, menolak saparatisme, menolak Radikalisme menolak terorisme, kami siap diterjunkan di garis terdepan demi keutuhan dan Perekatan NKRI Merah Putih harga mati bersama dengan TNI dan POLRI, jangan pernah usik Bali. Tegasnya.
Ketua OKK Pekat Ib Bali A.A Gede Suryawan menambahkan menolak keras Radikalisme dan Intoleransi di Pulau Bali Karena mengganggu kerukunan masyarakat Bali dan Merugikan Pariwisata ditengah Pandemi, Dan kami juga akan selalu mendukung dan bersinergi degan TNI dan POLRI serta siap sampai titik darah terakhir untuk NKRI, Kami PEKAT IB DPW Bali akan selalu siap mencegah hal hal yang berbau separatis dan intoleran dan juga hal hal yang berbau RADIKALISME, Ucapnya. (Red/Aj)