WWW.MATAKOMPAS.COM-
Pengamat politik dari Universitas Paramadina Djayadi Hanan, pertama memang momentumnya sudah harus di reshufle, karena sudah lama publik meminta presiden mereshufle terutama terhadap menteri kesehatan, menurut Hanan, presiden sendiri sudah mengeluhkan kinerja menterinya sejak enam bulan terakhir, jadi memang mereshufle.
” Sekarang momentumnya sudah ketemu tuh, kan ada dua menteri yang terkena kasus harus diganti. yang kedua, sudah ada Vaksin untuk mengatasi pandemi untuk mengatasi Covid 19, jadi upaya untuk mengatasi pandemi mulai tahun 2021 sudah jelas apa yang dilakukan terutama mulai dari vaksinasi, kemudian ketiga agenda politik Nasional tahun 2020 sudah selesai yaitu pilkada di seluruh daerah mulai 2021″ Ujar Hanan saat dihubungi.
Lalu, Pengamat Politik CEO Alvara Research Center Hasanuddin Ali mengatakan Presiden merespon secara baik masukan publik atas ketidakpuasan terhadap Kinerja publik terhadap Menteri-menteri yang direshufle. presiden juga menginginkan akselerasi terhadap berbagai kebijakan di Kementerian kementrian tersebut.
“Bila melihat rekam jejak ke enam menteri yang baru, mereka memiliki jam terbang dan kapabilitas yang sudah teruji sebelumnya, hanya saja yang perlu ditunggu adalah apakah para menteri tersebut mampu mengoptimalkan berbagai sumber daya yang ada di kementrian dan menggerakkan birokrasi, agar berbagai kebijakan bisa dilaksanakan secara efesien dan efektif ” Ujar Hasanuddin saat di Wawancara.
Sementara Pengamat komunikasi Politik Emerus Sihombing mengatakan pergantian Menteri tersebut merupakan Aspek Komunikasi pertama tersebut sebagai simbol non Verbal, apa yang mau disampaikan bapak presiden. Berarti menteri yang sebelumnya itu belum mempunyai kinerja sesuai dengan harapan Presiden, maka diganti enam Menteri itu untuk mencapai harapan presiden target target presiden tersebut.
“Oleh karena itulah keenam menteri ini harus berkinerja daripada yang digantinya, sama saja pun kinerjanya berarti terus terang tidak sesuai dengan kehendak bapak presiden, jadi harus melampaui target – target pada kinerja yang dilakukan oleh enam menteri ini yang di reshufle tersebut, tentu melampaui artinya harus signifikan dan konkrit.” Ujar emerus
Padahal, pengamat politik LIPI Siti Zuhro menilai Pemilihan enam menteri baru tak terlepas dari kriteria yang dimiliki Jokowi.Meskipun bagi publik masih kabur apa kriteria utama yang dijadikan variabel dan indikator untuk memilih menteri.
Tak hanya itu, Pengamat politik, Ray Rangkuti menilai bahwa Makin terlihat lebih nyata bahwa presiden seperti tidak memiliki pilihan yang cukup untuk membentuk anggota kabinetnya sendiri. Menurutnya, Dominasi partai tetap dipertahankan, hanya posisinya sedikit berubah. Presiden belum sepenuhnya bisa berdiri tegak di hadapan partai politik koalisinya. Dengan begitu, perubahan anggota kabinet ini, tidak dengan sendirinya mendatangkan angin perubahan di mana presiden terlihat sepenuhnya menguasai anggota kabinetnya.
“Kelemahan anggota kabinet yang berasal dari partai ini adalah pengabdian kepada dua kepala sekaligus. Satu kepada presiden, yang lainnya kepada partai. Artinya Kemungkinan masalah yang dihadapi pak Jokowi akan sama yaitu mengelola anggota kabinet yang loyalitasnya terbagi. Dan oleh karena itu percepatan atau akselerasi seperti harapan pak Jokowi, belum tentu akan terwujud lebih baik dari yang sebelumnya. Lebih-lebih anggota kabinet dari partai akan merasa lebih nyaman karena mereka dilindungi oleh parpolnya masing-masing.” Ujar Ray Rangkuti saat di Wawancara.
Pengamat Politik Ray Rangkuti mengatakan Wajah baru kabinet boleh berganti. Tapi komposisi kabinet tetap sama.
“Tiga pergi, Tiga pula yang datang. Dari aspek ini, tak ada yang berubah. Bahkan komposisi partai penggantipun sama. Apa yang bisa kita baca.” kata Ray saat di Wawancara.
Menurut Ray Rangkuti, ukuran kinerja bukan lagi tolak ukur utama mereka dipertahankan atau digeser, tapi pada aspek kedekatan dan dukungan partai politik masing-masing.
“Itulah sebabnya, sekalipun telah berulangkali presiden menyatakan kedongkolannya akan kinerja menterinya, para menteri tetap santai menghadapinya. Selama dukungan partai politik kuat menopang mereka, ancaman atas posisi mereka tidak akan tergoyahkan. Dalam pandangan inilah mengapa menkumham misalnya, sekalipun telah berulangkali diminta agar direshuffle presiden, tetap tak diganti-ganti.” Ujar Ray Rangkuti.
Bagi rakyat menurut Siti Zuhro, periode kedua Jokowi ini jangan diisi trial and error (coba-coba) yang buang – buang waktu dan malah mendelegitimasi pemerintahannya karena error yang dimunculkan dari coba-coba tersebut membuat kepercayaan publik turun drastis.
Tak hanya itu, Pengamat politik P3S Jerry Massie mengatakan bahwa Jokowi harus awal tahun baru melakukan reshufle lagi dan dan jangan hanya enam menteri ini saja.
Kendati demikian, Hanan menilai reshufle tersebut menunjukan bahwa dukungan politik tetap menjadi prioritas.
“Buktinya menteri dari partai yang dikurangi kan partai partai itu pendukung presiden juga jumlah menterinya tetap sama, tidak dikurangi termasuk PDI Perjuangan dan Gerindra, walaupun menterinya dua orang itu melakukan korupsi tapi partainya tidak dihukum kan dikurangi jatahnya, berarti tidak menginginkan partai partai pendukung terus mendukung begitu sehingga diharapkan dengan stabilitas yang baik itu,” Ujar Hanan.
Menurut Siti Zuhro, karena ada kementerian yang kosong, itu bisa dihadirkan pintu masuk untuk melakukan reshuffle menteri. Pada dasarnya reshuffle OK dilakukan untuk memperbaiki kinerja pemerintah, meskipun muatan politik kental ikut serta didalamnya. Alasan memperbaikan efektivitas kinerja pemerintah masuk akal.
“Alasan untuk memuaskan kepentingan politik bagi pihak – pihak terkait juga bisa dipahami karena menteri adalah jabatan politik. Tapi bagi masyarakat atau publik, pergantian menteri diharapkan mampu menghadirkan kinerja konkrit yang berdampak positif bagi mereka” Ujar Siti Zuhro.
Lalu Siti Zuhro mempertanyakan Bagaimana membuat kebijakan yang seksama berdasarkan struktur masyarakat Indonesia dan mempertimbangkan kondisi masyarakat saat ini yang sedang kurang solid dengan mengedepankan kebijakan kebijakan yang menyejukkan dan tidak menimbulkan kontroversi atau polemik di tengah masyarakat atau ormas – ormas agama.
Sementara itu, Ray Rangkuti mengatakan bahwa antusiasme publik atas perubahan kabinet ini tidak terlalu positif, sekalipun tidak negatif. Masyarakat seperti menunda selebrasi optimisme bahwa akan ada perubahan yang lebih maju dan brilian. Sambutannya datar saja, sekalipun nama-nama yang ditetapkan cukup populer di kalangan masyarakat. Absennya kemandirian presiden dalam hal menentukan komposisi kabinet menjadi faktor lambannya optimisme publik dibangkitkan.
Padahal Menurut Jerry Massie yang layak di Reshufle seharusnya ada 15 menteri. Jerry mengatakan bahwa yang layak di reshufle adalah Menteri BUMN dan Menteri Ekonomi Airlangga Hartanto serta beberapa menteri lainnya yang harus di reshufle.
“Saya lihat gak ada itu dia mau di pertanyakan juga pra kerja itu 5,6 triliun itu bagaimana. KPK untuk mengawasi dan meminta pertanggung jawaban dana dana kan, jangan sampai tidak di selidiki, saya meminta KPK berani mengaudit, memeriksa dana bekerjasama dengan lembaga lembaga yang terkait untuk mengetahui benar gak jumlah persekian dana yang dikeluarkan sekian baru sudah sesuai toh. Jadi lebih baik.
Selain itu, Jerry juga meyebutkan bahwa Menteri Hukum dan Ham Yassona sebenarnya pantas di reshufle. Karena Menurutnya, menteri Yassona mengeluarkan kebijakan penjahat yang di penjara.
“Asimilasikan gagal, asimilasi yang di keluarkan banyak merampok, mencuri gak ada gunanya itu, masa perampok tetap di keluarkan dipenjara. Menteri Terawan sudah saya wanti – wanti, saya orang yang paling ngotot mengatakan terawan harus diganti. Nah ada yang patut harus di ganti itu menteri pendidikan, Nadiem Makarim. Karena kan pembelajaran jarak jauh itu gagal juga beberapa aspek disitu kan, banyak anak anak dikampung di desa itu gak dapat pembelajaran toh, banyak juga kadang kadang tersiksa dengan kegiatan kegiatan ekstrakulikuler dan sebagainya, lalu tidak jelas bagaimana kebijakannya.
Menurut Jerry Massie IDI (Ikatan Dokter Indonesia) yang berkompeten di Kementrian kesehatan sehingga lebih punya kemampuan.
“Tetapi yang sudah dilakukan ini juga saya kira ketua IDI lah yang layak untuk di kementrian kesehatan, karena selama ini kan belum pernah ada kan di kesehatan, tetapi ini kan bisa, buat saya harus memilih orang yang tepat pada posisinya lah, bukan posisi yang tidak tepat. kalau saya lihat dianggapnya Budi itu dia bagian dari Vaksin BUMN, inikan dari Wakil BUMN, berarti kerjasama sama Erik Thohir kan” Ujar Jerry.
Sementara Emrus Sihombing membedah mengenai menteri kesehatan dengan menteri Terawan Agus Putranto sebelum di Reshufle menjadi menteri kesehatan, menurutnya pada saat kepemimpinan, bahwa melihat kasus Covid 19 bertambah, sekalipun memang jumlah orang yang sembuh meningkat tapi di sisi lain, orang yang mendahului juga bertambah, dengan menteri yang sekarang bisa punya target tidak.
“Misalnya kasus Covid 19 meningkat setiap hari ini, dengan menteri yang lama. Bisa tidak dengan dibawah kepemimpinan menteri yang sekarang bisa minimal tidak bertambah, minimal bertahan artinya kalau boleh menurun setiap hari, kalau saya mengatakan bertahan relatif misalnya bisa ga turuh setiap hari kasus covid 19 ini kasusnya turun sekitar 10 sampai 15 persen. Sehingga pada hari tertentu nanti, setelah 10 hari bisa nol atau menurun tiga bulan atau per semester atau pertahun dengan demikian pada tahun tertentu nanti” Ujar Emerus Saat di hubungi.
Siti Zuhro menilai Menteri kesehatan Gunadi yang dimana menurutnya agak kurang tepat untuk menjadi menteri kesehatan karena menurutnya, tanpa background medis yang seharusnya menjadi otoritasnya.
Kendati kemudian, Hanan mengharapkan kepada menteri kesehatan baru, Budi Gunadi Sadikin dalam mengelola program Vaksinasi, tapi sekaligus juga melakukan koordinasi baik di Internal stakeholder kementrian kesehatan maupun dengan tim Ekonomi. Menurutnya, pemulihan ekonomi juga akan sulit dilakukan kalau masyarakat kecil menengah terkena dampak langsung dari pandemi tidak ditalangi dengan baik.
” karena itu, yang harus bergerak cepat dari situ adalah kementrian Sosial yang menanggulangi masalah bantuan – bantuan sosial untuk membantu masyarakat kecil menengah yang misalnya, dibantu karena mereka kehilangan pendapatan atau menjadi pengangguran atau malah tidak bisa dibantu, mengatasi Pandemi membantu masyarakat yang terkena dampak langsung secara ekonomi kemudian memulihkan ekonomi itu yang saya kira yang jadi reshufle ini menegaskan fokus di pemerintah ke depan seperti itu” Ujar Hanan.
Lalu Jerry menyarankan. bahwa banyak Media yang perlu diangkat apakah Budi Gunadi Sadikin diangkat karena urusan Vaksin, dari sinovact dari China, karena menurutnya, itu menjadi pertanyaan juga.
” Wakil BUMN karena adakan Vaksin, jangan jangan itu mau bekerjasama dengan BUMN Kesehatan ada poin poin agenda yang lain gitu.” kata Jerry.
Siti Zuhro juga menilai bahwa Menteri Lutfi OK. Menurutnya Ia tepat memimpin Kementrian Perdagangan Menteri Trenggono masih dipertanyakan publik apakah tepat di Kememtrian kelautan dan perikanan mengingat latar belakangnya sebagai pengusaha telkom atau raja menara. Mengapa tidak di Kementrian Komunikasi dan Informasi saja.
Serupa dengan Jerry mengenai Menteri kelautan dan Perikanan. Jerry menilai seharusnya seperti yang lakukan hal tersebut baik di kementrian kelautan, dari orang profesional dan menguasai bidangnya ini. Karena menurutnya, publik sebetulnya bertanya – tanya kenapa menteri menteri yang kemarin kinerja buruk yang lain itu tidak diganti.
“Saya memberi catatan baik lah, ini ada pemilihan yang baik sebetulnya ada beberapa menteri tetapi yang publik sebetulnya bertanya – tanya kenapa menteri menteri yang kemarin kinerja buruk yang lain itu tidak diganti, malah yang saya catat disini beberapa penamaan kayak Wakil menteri Hukum sempat mengkritik Jokowi di Omnibuslaw kemarin, ada penamaan Wakil menteri sebetulnya bagi saya itu gaperlu ada penamaan gitu, jadi menurut saya pertama kita bukan menjaga anggaran ini, tetapi mengeluarkan anggran, jadi output yang banyak daripada Imput gitu, dia kan dikasih gaji, dikasih Fasilitas, tunjangan dan sebagainya, Jadi ini kan merobek negara juga toh, nah sebenarnya saat ini gaperlu ada menteri berarti ketika ada wakil Menteri berarti ketika ada wakil menteri, berarti kinerja wakil menteri dipertanyakan”. Kata Jerry.
Menurut pengamat Politik LIPI Siti Zuhro Sandiaga OK baik secara integritas dan kapasitasnya.
Sementara Emrus juga menilai sebagai Menteri pariwisata, Sandiaga uno dianggap agak sulit mendongkrak pariwisata sudah menjadi satu hal di seluruh dunia, menurutnya, semua pariwisata ada tidak terobosan keputusan sandiaga.
” Selama satu bulan ini Sandiaga Uno harus membuat rencanannya, Januari diberitahu apa yang tujuannya, apa targetnya, per semester, kita mengalami kekrisuhan pariwisata yang luar biasa, tingkat penghunian hotel menurun, baru kemudian tingkat penumpang pesawat menurun, baru kemudian mancanegara atau lokal berkurang, nah ini kasus, lalu Sandiaga Uno yang dibuatnya harus jelas, apa rencananya, apa targetnya bagaimana skema pembayarannya, sehingga di bulan kedua nanti tinggal apa capaiannya” Jelas Emrus.
Artinya menurut Emerus, dilihat dari rencanannya, program dan capaiannya harus kuantitatif dan Terukur.
“Misalnya kita akan tingkatkan pariwisata dengan baik ditengah tengah Covid 19, itu tidak terukur. Tingkat penghunian hotel di Bali harus meningkat sekian persen dari triwulan Januari akhir April. Yang dipegang kementrian yang relatif berpengaruh pada dampak Covid, yaitu Ekonomi kreatif bisa tidak diproduksi di rumah, oleh masyarakat pedesaan oleh masyarakat Industri, atau karya karya yang menggabungkan dengan kearifan lokal, atau karya karya para millenial dalam bentuk software dalam bentuk apapun, nah itu bisa dijual kan melalui daring ( E commerce). Apa program dia apa rencana dia dan bagaimana targetnya ini yang harus direncanakan, dan akhirnya nanti Januari disampaikan kepada publik, Terjamin ga tuh jangan abstrak.
Padahal Dari segi kapasitas menurut Ray Rangkuti, Sandiaga Uno yang layak menempati menteri perdagangan, bukan pariwisata dan ekonomi kreatif. Layak ditunggu episode berikutnya.
Hal tersebut serupa dengan Jerry yang mengatakan, menurutnya Sandiaga Uno di kabarkan akan digeser di minta dari Partai, dan mengantikan menteri KKP.
“Jadi bagi saya dia ditempatkan di KKP sudah benar di kementrian ekonomi kreatif dan pariwisata, dia (Sandiaga Uno) ini masih rightman karena dia bergelut di dunia Ekonomi gitu loh tinggal di macing atau di kolaborasi pariwisata seperti apa, nah ini sudah baik saya lihat. Tinggal bagaimana cara pak Sandiaga mau merubah gayanya, Stylenya, polanya, Strateginya dan langkah langkah yang dia lakukan. ” Ujar Jerry.
Tak hanya itu, Siti Zuhro menilai Mensos Risma OK dengan integritas dan kapasitasnya meskipun perlu penyesuaian penyesuaian atau adaptasi dalam hal managerial level kementerian dan mengurus institusi di pusat pemerintahan.
Sementara Emrus Sihombing juga mengapresiasi Menteri Sosial, Tri Rismaharini yang menurutnya sudah masuk kelompok masyarakat kecil di Ciliwung walaupun Jabatan tersebut masih administrasi (masih menjabat sebagai Walikota Surabaya).
“Sekalipun dia Walikota, dikerjakan tidak di Menteri Sosialnya, yang kedua terbengkalai tidak pelayanan di Walikota Surabaya,Tidak kan olek karena itulah saya mengatakan bahwa Risma itu bagus dan kita lihat ketika dia di Walikota Surabaya, dan bahkan sekarang siapa ini katakan Ini lah Tokoh menurut saya akan tercipta. Andaikan para pemimpin, kepala daerah, Gubernur seperti ini, maha pencipta luar biasa, jadi tidak hanya pertanggung Jawaban saja kepada presiden. Tapi bertanggung Jawab kepada sang pencipta.” Ujar Emerus.
Lalu bertolak dengan Jerry Mengenai masuknya Kabinet Tri Rismaharini sebagai Menteri Sosial, Jerry pun memberikan catatan untuk Risma tentang kepeduliannya yang akankah berlanjut atau akan berhenti atau bagaimana. karena menurutnya, Risma adalah Menteri pencitraan.
“Dia kan dari Walikota Surabaya, mencitrakan dirinya dengan memanggil Wartawan, Media, terus meliput dia dengan marah marah, Jadi setingan kalau saya lihat setingan politik, untuk mendongkrak karirnya dia namanya dia toh di salah satu Stasiun Televisi bahkan kemarin Bu Risma yang diangkat menjadi Menteri, ini mempengaruhi citranya dia. Apalagi dia melanggar konstitusi, harusnya dia mundur dari walikota, aslinya dia mundur jadi Walikota Surabaya ini kan masih kan? mana ada Menteri sama Walikota, tidak sesuai dengan konstitusi gitu, mana ada yang menjabat sebagai menteri dan Walikota di Indonesia belum pernah bahkan di dunia” Ujar Jerry.
Jerry Menambahkan, sebetulnya memilih Menteri tersebut yang jujur dan sosial, orang yang peduli bukan peduli setingan .
“Kalau saya menduga selama ini kan, saya menilai kalau Tri tuh politicion, namanya settingan itu, peduli setingan kalau peduli kan gaperlu di foto, gaperlu di datangkan ke Media Televisi, gaperlu lah, ini ada apa gitu loh, nanti media yang tau, kan mereka akan cari tau.kalau saya menilai itu agak rancu dalam hal ini. Kalau memang peduli, beda bung peduli murni sama peduli politik, kalau peduli murni memang gak ada timbal balik, memang jiwanya peduli, Jiwa Sosialnya Tinggi, bukan gara gara ingin kedudukan baru kita peduli menjadi catatan apakah dia akan peduli ketika nanti menjadi menteri sosial nah kami lihat, mencoba menerka apakah ini benar benar peduli atau Selama ini sandiwara politik yang dimainkan toh” Jelas Jerry. (Red/Tim)