by: Prof. IP. Sudiarsa Boy Arsa, Ph.D.
(Guru Besar & Senior Parther Universal Institute of Professional Management California-USA)
WWW.MATAKOMPAS.COM- Demokrasi yang diproteksi, berbagai mekanisme kontrol polisi Lokal dalam menjalankan tugasnya dan tindakan pemerintah lokal terhadap “Arab-spring” yang memicu terjadinya krisis Sosial adalah beberapa contoh keterlambatan Pemerintah Lokal.
(Democracy diproteksi “a variety of police control mechanisms”. Government action or inaction trigger krisis “Arab-spring” government inaction example).
Dalam Undang -Undang Pemberontakan 1807 Presiden Amerika Serikat diijinkan untuk mengerahkan militer untuk agresif di negara bagian manapun terhadap segala kekerasan dalam rumah tangga, segala jenis pemberontakan (membangkang kepada pemerintah yang sah), persengkongkolan atau kolaborasi yang melanggar hukum. Dalam hal ini yang perlu dicatat adalah “persengkongkolannya”
(“Insurrection Act of 1807″ President of USA deploy militer “to suppress, in any State, any insurrection, domestic violence, unlawful combination, or conspiracy”. To the poin “conspiracy”).
Kejadian di Los Angeles pada tahun 1992 seorang Afro-American yang bernama Rodney King tewas ditangan 4 polisi kulit putih. Kita bisa tonton Video edited version di-broadcast.
Saat menjelang vonis pengadilan terhadap kasus itu, peristiwa lain terjadi yaitu seorang Afro-Amerika yang bernama Latasha Harlins kepalanya ditembak sampai bolong, orang yang menembak adalah pemilik toko korea yaitu Ms Soon Ja Du (Korean Shop owner).
Orang kulit hitam berhadapan langsung dengan orang Korea (korea dan Blacks & Korean head-to-head). Peristiwa itu sangat menegangkan.
Vonis salah yang ditetapkan hakim terhadap persoalan Rodney King membuat eskalasi naik karena sebagian publik (komunitas kulit hitam) menganggap pelakunya tidak bersalah sehingga komunitas kulit hitam (Black community)
marah, hal ini bisa terjadi karena dalam persidangan hakim disuguhi video yabg utuh dan versi full untuk dijadikan bukti dipersidangan sementara publik disuguhi vidio editan yang tidak utuh dan setengah kebenaran (half-truth).
Rekaman (footage) Rodney King melawan dan menyerang polisi dengan vidionya diedit lalu dipublikasikan sehingga publik menerima informasi hoax padahal Rodney King teler setelah mengkonsumsi mariyuana yang tidak mau memberhentikan kendaraannya saat ditilang polantas Highway California.
Ditambah lagi dengan kematian Latasha Harlins di Los Angeles semakin suasana kacau dan diambang kerusuhan.
Saat vonis dibaca, walikota Tom Bradley pergi ke gereja hitam( Black Church) & merilis Operasi Respon Keren (“Operation Cool Response”). Ini adalah Sebuah taktik politik konvensional (“conventional political tactic”) untuk meredam frustasi komonitas kulit hitam (black community). Tetapi strategi ini telat (Too late), Operasi seperti ini mestinya digelar 4 hari sebelum kasus divonis sehingga bisa mengantisipasi hal hal yang tak terduga.
Ketua LAPD Daryl Gates juga tidak siap sehingga dihari naas itu hanya ada 838 officers on duty di Los Angeles. Tidak ada gangguan peralatan sipil (No civil disturbance equipment), tidak ada amunisi cadangan (No reserve ammunition) dan tanpa rencana pengendalian kerusuhan (No Riot control plan).
Tiga ribu toko, kantor & business centre hancur dan dijarah; 1.867 di antaranya milik orang orang korea (Koreans).
Selain itu pula Kerusuhan (Riot) pecah didua zone vandalisme yang terpisah (separate vandalism zones). Tiga puluh polisi dilempari batu, puing dan Rudal rakitan (improvised missile).
Doktrin standar pengendalian kerusuhan (Standard riot control doctrine) telah dilakukan seperti blokade simpang empat, polisi mengunci senjata dan muka, serta perlengkapan anti kerusuhan yang dilengkapi dengan baik telah dilakukan (police lock arms & advance, properly equipped riot gear ). Setelah pukul 05.45 sore, LAPD meninggalkan perempatan tersebut (abandoned the intersection).
Dengan situasi seperti itu Walikota Los Angeles Tom Bradley dan Gubernur California Pete Wilson sangat panik. Sistem bantuan bersama (“Mutual aid system”) di-by pass. Langsung menurunkan 4 ribu military forces.
Dihari ketiga kerusuhan (riot) President ke-41 USA George H.W. Bush resmi menurunkan 2023 Tentara reguler (regular army troops), 1508 marinir dan 1717 petugas penegak hukum fedral lainnya (other federal law enforcement officers).
Sementara itu Prajurit militer dari California Utara (Northern California) tidak menguasai medan pertempuran ( battle field) dan Buta arah karena tidak disuplai peta wilayah sementara radio militer tidak cocok untuk lingkungan kota (Military radios were not suited to city environment). Kalkulasi intelijen cacat disana sini karena hanya mengandalkan sistem manual informer saja. Troopers (pasukan) tidak bisa mengidentifikasi musuh.
Ketika LAPD meminta (request )”cover me”, US Marines langsung membrondong 200 pelor ke rumah warga. Kamus (Vocabulary) polisi dan tentara ternyata berbeda. Kode “Cover me” polisi diartikan sebagai “open fire at once” oleh marinir.
Pemerintah dan militer Indonesia lebih siap dan bisa Belajar dari kerusuhan Los Angeles (Los Angeles Riot) dan Arab-spring.
Pangdam Jaya Mayor Jenderal Dudung Abdurahman turun tangan karena Polda dan Pemerintah Daerah tidak aktiv (inactive) dan tidak sanggup menjaga ketertiban (“maintenance order”).
Panglima TNI Hadi telah mempersiapkan strategi “perang kota” dengan cara pengelolaan media-sosial (management media-social) agar Jangan sampai publik memberi informasi tipuan seperti vidio peristiwa rekaman (footage) Rodney King di California yang dihilangkan sebagian (public di-feeding hoax example video footage-omitted Rodney King).
Dianjurkan Jangan sampai mengulang kekacauan verbal antara marinir dan polisi di Depok, Tentara harus menguasai medan pertempuran seperti kata sekretaris Pertahanan USA Mark Esper (Secretary of Defense USA Mark Esper): Kita harus mendominasi ruang pertempuran (“we need to dominate the battlespace”).
Terjunnya TNI membuat Teroris dan perusuh (rioters) resah. Mereka lebih suka Indonesia (They prefer Indonesia) dijaga satpam & hansip dan Maximal dijaga Satpol PP, sementara harapan mereka Tentara tetap berada di barak saja.
Mereka menganggap Sah mengolok olok TNI dan Memproduksi meme. yang lebih parah lagi Ternyata mereka bukan hanya PKI saja yang dicaci dan dibenci tetapi berani juga ngejek TNI. (Red/AJ)