Medan – Pelaksanan Pilkada serentak 2020 di masa Pandemi Covid-19 memunculkan kekhawatiran akan naiknya angka Golput.
Mengingat, masih terus bartambahnya kasus positif masyarakat di Sumatera Utara.
Demikian disampaikan Awaluddin Matondang koordinator Forum Masyarakat Peduli SUMUT ( FORMAPSU) pada diskusi terbatas dengan awak media di Medan. kemarin.
Ia mencotohkan,pada kondisi normal saja, Pilkda Medan 2015 yang lalu tingkat partisipasi pemilih kurang lebih hanya 25.38 persen.
Artinya ada lebih dari 70 persen masyarakat yang tidak datang ke TPS.Meski diakuinya rendahnya tingkat partisipasi disebabkan banyak hal,misalnya soal sosok dan ketokohan para kontestan yang bertarung waktu itu.
Hal senada juga disampaikan oleh Supardi,SH,sekretaris FORMAPSU.
Menurut Supardi, dalam kondisi pandemi saat ini penyelengara Pilkada harus lebih kreatif dan bekerja keras melakukan sosialisasi kepada masyarakat,guna mendongkrak tingkat partisipasi pemilih.
“Harus ada terobosan strategis agar masyarakat mau datang ke TPS.
Yang paling penting, publik harus diyakinkan, bahwa, TPS benar- benar seteril dari potensi penularan Covid -19 ini, dengan melaksanakan protokol kesehatan dengan benar.
Baik pemilih, maupun penyelenggara Pilkada.
Misalnya, melengkapi petugas KPPS dengan masker dan APD lainya.
“Kita harapkan, tidak ada kluster penularan baru setelah selesai pencoblosan nanti,tandas Supardi.
Diketahui, Pilkada serentak yang akan dilaksanakan tanggal 9 Desember 2020 nanti, diikuti 23 kabupaten kota se Sumatera Utara.
Dengan melibatkan lebih dari 300 ribu petugas KPPS di lebih dari 42 ribu TPS.(