
DENPASAR, Matakompas.com | Wacana Peraturan Daerah (Perda Yoga) tentang Yoga semakin menjadi perhatian publik.
Kali ini, direspons Ketua Peradah Bali, Ida Bagus Mahendra Sada Prabhawa, S.Ak.,M.M yang mendukung Perda Yoga, jika berdampak pada penguatan budaya dan nilai kearifan lokal Bali.
“Melalui Perda ini, Pemerintah Provinsi Bali juga dapat melakukan kontrol dan standarisasi terhadap penyelenggaraannya baik itu latihan, sertifikasi instruktur serta penyelenggaraan event yang berbasis pada kearifan lokal Bali,” kata Mahendra Sada Prabhawa di Denpasar, Selasa, 8 Juli 2025.
Sementara itu, Wakil Ketua Bidang Hukum, Advokasi dan Hak Asasi Manusia (HAM) Peradah Bali, Dr. I Nengah Nuarta, S.H.,M.H menambahkan dapat dipertimbangkan menambah upaya penegakan hukum dengan memperhatikan upaya secara preventif.
Dalam hal ini mencegah penyalahgunaan yoga sebagai komersialisasi yang tidak sesuai dengan tradisi Bali dan Hindu, bisnis tidak berizin dan sifat melawan hukum maupun norma agama dan Represif dengan harus ada sanksi secara administratif jika ada penyalahgunaan yoga untuk suatu yang tak berijin atau konteks melawan hukum lainnya.
Sebelumnya, pernyataan sikap terhadap wacana Perda Yoga juga ditanggapi oleh JMA I Ketut Puspa Adnyana, Mantan Dosen: PPS UHO, PPS STIE 66, Unsultra, STAH Bhatara Guru. Mantan pengurus PHDI Pusat dan Daerah. Pensiunan PNS-Pejabat Utama Provinsi, jabatan fungsional terakhir Widyaiswara Ahli Utama (IV/e). Mantan Bappeda (tiga jabatan), Karo (dua jabatan), Asisten (dua jabatan) dan berulangkali menjadi Plh. Sekda Provinsi. Alumi Faperta Unram (1984), Alumni S2-MPKD dan S3-Geografi Fisik UGM (1995, 2003). Mendalami Urban Planning di Roterdam, Belanda. Delegasi Indonesia di bidang Desentralisasi Fiskal di New Delhi dan Philipines, dibiayai WB.
Begitu juga, wacana itupun direspon Intelektual Hindu Jro Gde Sudibya yang juga Penulis Buku Agama Hindu dan Kebudayaan Bali dan HRD Manager dan General Affairs Penta Medica, dr Made Yasa yang juga Guru Yoga.
Dukungan juga datang dari Dharma Adhyaksa Sabha Pandita PHDI Pusat Ida Pedanda Nabe Gde Bang Buruan Manuaba, Sulinggih Ida Pandita Nabe Sri Bhagawan Agni Yogananda dari Griya Santabana Payuk, Akademisi Prof. I Gede Sutarya, Ketua PHDI Bali I Nyoman Kenak, Guru Besar Prof. Dr. IB Raka Suardana, SE.,MM, yang juga Kelompok Ahli Percepatan Program Pembangunan Bali dan Mantan Dekan Fakultas Ekonomi Bisnis (FEB) Undiknas Denpasar, Direktur Utama PT Pak Oles Tockcer, Dr Gede Ngurah Wididana, Ketua Harian Monuken Perjuangan Bangsal (MBP) Bagus Ngurah Rai, Pengamat Kebijakan Publik Putu Suasta yang juga Pendiri LSM JARRAK dan Forum Merah Putih, Pengamat Sosial Budaya, Peminat Yoga Asana dan Meditasi I Wayan Gede Suacana. (red/tim).