
DEPOK, MataKompas.com – Terdapat berbagai macam tipikal dan gaya kepemimpinan dengan kelebihan dan kekurangannya masing-masing.
Bagi Menteri Hukum (Menkum), Supratman Andi Agtas, gaya kepemimpinan di instansinya adalah tipe kolaboratif dan afiliatif, serta tak berjarak.
“Kalau kita bicara soal kepemimpinan, ada berbagai macam tipikal. Tapi buat kita di Kementerian Hukum (Kemenkum), adalah sebuah kepemimpinan yang kolaboratif.
Jadi harus open afiliasi. Sehingga kita tidak menemukan sebuah tipe kepemimpinan yang satu arah,” kata Supratman, Jumat (21/02/2025) malam.
Semua level manajemen dari atas sampai bawah (top-down) maupun dari bawah ke atas (bottom-up), lanjut Menkum, masing-masing mempunyai kontribusi yang sangat penting bagi keberhasilan sebuah institusi negara.
“Keberhasilan seorang menteri, wakil menteri, tanpa didukung oleh seluruh pejabat baik struktural maupun fungsional, nggak ada apa-apanya,” ucapnya saat memberikan pengarahan dalam Pelatihan Future Leadership Berbasis Nilai-Nilai Kebangsaan bagi Pimpinan Tinggi di Lingkungan Kemenkum Tahun Anggaran 2025.
Menteri berusia 56 tahun ini lebih suka memanggil dan menyapa para jajarannya dengan sebutan ‘Teman-Teman’, karena itu adalah manifestasi dari sebuah kepemimpinan yang afiliatif, yaitu kepemimpinan membangun ikatan emosional dan keharmonisan.
“Saya tidak ingin menciptakan jarak di antara Bapak/Ibu. Tidak. Karena saya sadar sepenuhnya bahwa dengan kebersamaan, kita dapat mencapai harapan dan cita-cita dari Presiden Prabowo Subianto untuk mengejar ketertinggalan Indonesia. Kita bukan lagi berjalan, tetapi harus berlari bersama,” ucapnya.
Selama menjabat sebagai Menkum, Supratman yang akrab disapa Bang Maman ini merasa sangat senang dapat bekerja sama dengan segenap jajaran yang ada.
“Dalam sebuah kolaborasi yang luar biasa bersama Teman-Teman semua, karena bahwa saya menemukan keluarga saya di sini. Bapak/Ibu adalah keluarga saya. Bahkan setiap saat, semua laporan kegiatan saya baca di grup-grup komunikasi yang kita miliki,” katanya.
Supratman menyadari bahwa Kemenkum merupakan sebuah kementerian yang sangat strategis. Dimana kolaborasi di antara seluruh pegawai, adalah hal yang paling utama dilakukan untuk merekatkan persaudaraan.
“Itu (persaudaraan) dulu yang penting. Kalau kita sudah merasa sebagai satu bagian keluarga, mengakomodasi semua kepentingan yang berbeda-beda di tiap kepala kita ini akan jauh lebih mudah merajutnya,” tutur lulusan dari Universitas Muslim Indonesia ini.
“Sehingga, kalau ada yang berhasil, saya pasti akan memberi apresiasi. Tetapi kalau ada yang gagal, saya juga umumkan tapi kita komunikasikan, supaya ada rasa memiliki yang tinggi, supaya ada rasa kebersamaan di antara kita,” tutupnya. (Cen/Red).