Menyala, Pertunjukan Laser Pertama Hadirkan Perpaduan Alam dan Teknologi yang Memukau di Jatiluwih
Matakompas.com, Tabanan – Destinasi wisata persawahan terasering di Kabupaten Tabanan telah diakui UNESCO.
Kini, DTW Jatiluwih semakin mempesona. Tidak hanya indah di siang hari, tetapi juga di malam hari.
Manajer DTW Jatiluwih Jhon Ketut Purna menyampaikan, bahwa secara inovatif menghadirkan pertunjukan laser pertama di kawasan DTW Jatiluwih.
Menurutnya, pertunjukan spektakuler ini bertujuan untuk menghidupkan suasana malam di Jatiluwih dan memberikan pengalaman wisata yang tak terlupakan bagi pengunjung.
Disebutkan, cahaya laser yang menari-nari diatas hamparan sawah hijau menciptakan pemandangan yang memukau.
“Durasi pertujukan kurang lebih 2 jam yang akan dipertontonkan setiap malamnya, tetapi masih melihat respons dari market sewaktu-waktu bisa berubah,” terangnya.
Pertunjukan ini tidak hanya memanjakan mata, tetapi juga menjadi daya tarik baru bagi wisatawan yang ingin menikmati keindahan Jatiluwih di malam hari.
Oleh karena itu, Jhon Ketut Purna berharap pertunjukan laser ini dapat menjadi ikon baru wisata Jatiluwih dan semakin memperkenalkan keindahan alam Jatiluwih kepada dunia.
“Sebuah pertunjukan laser yang memukau berhasil menghadirkan beragam jenis hewan dalam bentuk dan gerakan yang sangat realistis. Pertunjukan laser terbaru di Jatiluwih kecanggihan teknologi dan pecinta seni,” paparnya.
Dengan memanfaatkan teknologi proyeksi laser canggih, Jhon Ketut Purna juga berharap, pertunjukan ini mampu menampilkan berbagai jenis hewan, seperti cecak, bebek, laba-laba dan juga berbagai bentuk lingkaran yang memutar serta bentuk abstrak lainnya.
Kedepan, lanjutnya tidak hanya membajak sawah dan memotong padi, tapi ada juga aktivitas budaya di Jatiluwih bisa ditampilkan dengan menggunakan laser tersebut, sejak 20 Oktober hingga pertengahan November 2024 mendatang.
“Ada kebijakan free dari Bapak Manager. Selebihnya, akan dikenakan biaya tiket untuk pertunjukan ini.
Benefitnya, sangat luar biasa. Kita akan mendapatkan income dari penonton yang datang ke Jatiluwih serta penambahan pendapatan Entrance tiket serta otomaticly kita akan lebih banyak berbagi untuk petani, khususnya masyarakat Jatiluwih,” kata John Ketut Purna. (red/tim)