Tangerang Selatan, matakompas.com – Dengan menerapkan protokol kesehatan dan mengantongi ijin pemerintah setempat, STIE Ganesha Jakarta melaksanakan acara wisuda Pascasarjana S2 (Magister Manajemen) dan Program Sarjana S1 manajemen dan Akuntansi dan ke IX Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) Ganesha Jakarta Semester Genap Tahun 2021-2022 di Wisma Syahida Inn, Kertamukti, Ciputat, Tangerang Selatan (Sabtu, 26 Maret 2022).
Moh. Tahang, SE.,MM Kepala Pusat Data Dan Informasi sekaligus merangkap Ketua Panitia Wisuda ke-IX STIE Ganesha, melaporkan bahwa peserta yang menjalani wisuda berjumlah 133 orang terdiri dari 123 orang mahasiswa pascasarjana Magister Manajemen, dan 10 orang mahasiswa sarjana Manajemen.
Menurut Tahang, tema wisuda kali ini dengan Merealisasikan Kampus Merdeka Dengan Capaian Kualitas Lulusan ; Mendorong Kemajuan Dunia Industri dan Kewirausahaan, didasari latar belakang dalam rangka mendukung suksesnya program kampus merdeka belajar di lingkungan STIE Ganesha.
“ Program Kampus Merdeka yang digaungkan oleh Kemdikbud Ristek RI segera kami canangkan dan realisasikan. Dengan latar berlakang tersebut tema wisuda kali ini kita terapkan agar mahasiswa dan alumninya memiliki kualitas dan mampu mendorong dunia usaha dan dunia industri (DUDI)” Ucap Moh Tahang, SE., MM.
Wisuda ke IX ini, dihadiri oleh tamu undangan antara lain Ketua Dewan Koperasi Indonesia (Dekopin) Dr. (HC), Drs. Andi Muhammad Nurdin Halid, Ketua Asosiasi Perguruan Tinggi Swasta se Indonesia (APTISI) Dr. Ir. HM. Budi Djatmiko, M.Si, Pemerintah Kota Tangerang Selatan yang diwakili oleh Sekertaris Dinas Pendidikan Kota Tangerang Selatan, Pengurus Yayasan Pendidikan Graha Ganesha (YPGG), jajaran Senat dan Dosen STIE Ganesha serta wali mahasiswa peserta wisuda.
Wisuda ke-IX semester genap tahun 2021-2022 kali ini cukup menarik dengan adanya Memorandum of Understanding (MoU) antara STIE Ganesha Jakarta dengan Dewan Koperasi Indonesia (Dekopin). Kerjasama tersebut dalam penguatan dan persiapan kaderisasi pengurus koperasi ditingkat perguruan tinggi dan mewujudkan program studi kewirausahaan di lembaga STIE Ganesha. Lalu ada pelantikan pengurus Ganesha Laboratorium Entrepreneur dan Ganesha English Center.
Nurdin Halid, Ketua Dewan Koperasi Indonesia (DEKOPIN) meminta agar mahasiswa dan lulusan STIE Ganesha agar tidak hanya menguasai keilmuan di bidangnya namun dapat menciptakan lapangan kerja bagi orang lain.
Nurdin Halid berpesan kepada STIE Ganesha untuk membentuk program studi kewirausahaan sebagai pelaksanaan program Kampus Merdeka.
“ Kerjasama yang dijalin dengan Dekopin antara lain kaderisasi pengurus koperasi dan mendorong STIE Ganesha membentuk program studi, yaitu Kewirausahan. Yang akan menghasilkan mahasiswa yang menguasai teori dan praktik dan siap menciptakan lapangan kerja setelah lulus “ Ucap Nurdin Halid yang memberikan langsung orasi ilmiah.
Ditempat yang sama, Dr. Ir. H.M. Budi Djatmiko, M.Si , Ketua Ketua Asosiasi Perguruan Tinggi Swasta se Indonesia (APTISI) menekankan kepada kegiatan belajar mengajar Dosen dan mahasiswa di era digital dalam rangka program kampus merdeka.
Budi Sudjatmiko menjelaskan arti merdeka belajar yakni memberikan kebebasan dan otonomi kepada lembaga pendidikan dan merdeka dari birokratisasi. Dosen diberikan kebebasan dari birokratisasi yang berbelit, dan mahasiswa diberikan peluang untuk memilih bidang yang disukai. Ada 9 kegiatan dalam program kampus merdeka yaitu magang.praktik kerja, melaksanakan proyek di desa, mengajar di sekolah, pertukaran pelajar, penelitian/riset, kegiatan wirausaha, studi proyek independen, proyek kemanusiaan dan bela negara.
“ Implementasi program kampus merdeka ditandai dengan membuka program studi baru, sistem akreditasi perguruan tinggi, perguruan tinggi negeri badan hukum, dan hak belajar tiga semester di luar program studi.” Ungkap Dr. Ir. H.M. Budi Djatmiko, M.Si.
Budi Djatmiko menambahkan, intrepretasi visi kemdikbud dalam merdeka belajar sesuai dengan visi presiden Joko Widodo dalam SDM Unggul. Merdeka dalam belajar, bahwa prodi yang dipelajari menjadi starting poin dapat mengambil mata kuliah prodi lain diluar kampus. Pembelajaran dikelas sifatnya diskusi problem solving dan higher order thingking.
Lalu Dosen sebagai penggerak memfasilitasi pembelajaran mahasiswa secara independen, dan menggunakan pola non kuliah seperti magang, menghadirkan praktisi/pakar industri, dan melibatkan mahasiswa dalam proyek.(*/dd)